Senin, 01 April 2013

Permainan yang Populer di Tahun 90an

Blogreader, beberapa waktu lalu, saya sudah sempet ngajak kalian flashback ke masa kecil melalui kartun2 yang pernah tayang di TV waktu kita kecil, terutama buat kalian yang tumbuh di tahun 90an. Nah, kali ini saya akan ajak kalian buat wisata nostalgia dengan mengiingat permainan-permainan yang dulu sering kita mainkan waktu kecil. Permainan yang kontras banget sama permainan anak-anak jaman sekarang yg semuanya mengarah ke gadget, seperti PSP, game online, tabet, Android, laptop, dll. Bahkan Play Station (PS) yang dulu dianggap barang mewah dan populer di kalangan anak-anak, kini sudah mulai ketinggalan. Hal ini tentunya membuat kita rindu dengan masa-masa kecil yang sederhana dan indah, dan inilah permainan-permainan yang mungkin dulu sering blogreader mainkan bersama teman2 kecil kalian:

1. PETAK UMPET

Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru. Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (Sumber)





2. GOBAK SODOR



Galah asingalasin, atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. (Sumber)

3. ULAR NAGA


Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih.


Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang". (Sumber)

4. LOMPAT TALI
Lompat tali atau “main karet” pernah populer di kalangan anak 90-an. Permainan lompat tali ini menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. 
Bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk  menentukan dua anak yang kalah sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. (Sumber)

5. SUNDA MANDA/SUDA MANDA/ENGKLEK
Sunda manda atau juga disebut éngkléktéklékingklingsundamanda / sundah-mandahjlong jlinglempeng, atau dampu adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.


Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak-petak yang telah digambar sebelumnya di tanah.
Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan "sawah" mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini. (Sumber)

6. BEKELAN/BOLA BEKEL
Permainan bekelan adalah permainan dengan alat yang terbuat dari bahan karet berukuran sebesar bola pingpong. Anak bola bisa berupa kulit lokan atau logam yang sudah dibentuk dengan ukuran tertentu. Anak bola biasanya berjumlah genap, yaitu 4, 6, atau 8.
Permainan bekelan biasanya digemari oleh anak perempuan. Cara memainkannya adalah, pertama anak bola digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar dulu setinggi 30 cm. Setelah bola turun dan memantul, anak bola dilepas dalam posisi acak. Anak bola kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya sampai habis.
Setelah itu, anak bola diubah posisinya menghadap ke atas (mlumah/mah). Berikutnya, abak bole diubah dalam posisi tengkurap (mengkurep/rep). Posisi ini terus diulang-ulang sampai “mati”.
Pemain dinyatakan “mati” atau berhenti jika saat pengambilan, anak bola menyerempet atau menyenggol anak bola lain. Setiap pemain harus ingat sampai di mana permainan itu mati, karena akan dilanjutkan ketika giliran mereka tiba kembali. (Sumber)



7. KELERENG/NEKERAN/GUNDU
Nekeran atau bermain gundu, merupakan permainan anak paling terkenal dan telah tersebar keseluruh dunia. Permainannya sangat sederhana. Minimal dua anak. Biasa dimainkan oleh anak laki-laki, biarpun juga tidak menutup kemungkinan ada anak perempuan yang ikut main. Mula-mula semua pemain berdiri sejajar dengan sebuah garis ditanah sebagai pembatas, yang melewati pembatas dianggap gugur dan permainan diulang kembali.
Semua pemain melemparkan gundunya ke satu lubang yang dibuat sebelumnya, istilahnya nuju. Lubang untuk nuju dibuat dengan cara membenamkan gundu ke tanah yang agak padat sehingga membentuk cekungan setengah lingkaran, dinamakan cliwikan. Urutan pemain berdasarkan kedekatan dengan lubang sasaran. Yang paling dekat berhak main duluan. Dia harus memasukkan gundunya ke lubang sasaran. Bila dapat masuk ke lubang dia berhak membidik sasaran lawan. Kalau gundunya tidak dapat masuk ke lubang maka digantikan oleh pemain berikutnya.
Gundu lawan yang kena bidik langsung menjadi milik pembidik. Dia berhak membidik sampai dianggap mati. Dianggap mati bila gundu pembidik masuk ke lubang sasaran atau gundu pembidik dan gundu yang telah jadi sasaran berjarak kurang dari satu kilan, jarak antara ujung jempol tangan dengan kelingking. Bila dapat giliran main tetapi jarak antara gundu pemain dengan gundu sasaran terlalu dekat yang memungkinkan menyenggol gundu lawan atau merasa susah membidik gundu sasaran karena terlalu jauh bisa langsung bilang in, dia menyerah tidak mau mengambil giliran main dan gundunya dipindahkan ke dalam lubang tempat nuju. Meleset dalam membidik juga dianggap mati.


8. CONGKLAK/DAKON
Congklak/Dakon adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak.


Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak. (Sumber)

9. KASTI
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan. Permainan kasti yang banyak dimainkan anak anak sekolah dasar: pemain dibagi dua regu, salah satu mendapat giliran jaga dan satu regu lagi mendapat giliran untuk memukul. Disediakan beberapa pos yang ditandai dengan tiang dimana pemain serang (yang mendapat giliran pukul) tak boleh di"gebok" atau dilempar dengan bola. Pemain serang bergiliran memukul bola yang diumpan oleh salah seoarng pemain jaga. Pemain jaga berjaga dilapangan untuk mencoba menangkap pukulan pemain serang. Ketika bola terpukul pemain serang berlari ke pos berikut atau "pulang" ke "rumah" yang dibatasi dengan sebuah garis. Kalau pemain yang sedang lari menuju pos atau pulang dapat di"gebok" dia dinyatakan mati dan kedua regu berganti - regu serang jadi regu jaga dan sebaliknya. Pemain serang yang berhasil pulang mendapat satu angka. Regu yang mendapat angka terbanyak ketika pertandingan berakhir dinyatakan menang. (Sumber)

10. PASARAN

Pasaran merupakan permainan tradisional yang biasanya dilakukan anak perempuan. Biasanya dalam permainan ini, anak-anak berpura-pura memasak atau jual beli barang. Permainan tradisional pasar-pasaran, merupakan permainan yang menirukan peran orang dewasa seperti berbelanja sayur di pasar, memasak, berhias, dan sebagainya.

11. JAMURAN
Jamuran adalah permainan yang dilakukan umumnya lebih dari 4 anak. Idealnya sekitar 10 anak. Permainan ini tidak membutuhkan peralatan bantu kecuali hanya tanah lapang atau halaman yang cukup luas. Pertama-tama yang kami  melakukan ‘hompipah’ untuk menentukan pemenang dan yang ‘dadi’ (jaga).  Anak yang kalah akan menjadi pemain ‘dadi’. Ia berposisi di tengah, sementara anak lain mengelilinginya sambil melingkar dan bergandengan tangan. Sambil mengelilingi dan bergerak memutar itu kami juga menyanyikan sebuah lagu secara bersamaan (koor), lagu jamuran tersebut liriknya adalah sebagai berikut
Jamuran, ya ge ge thok jamur apa,  ya ge ge thok jamur gajih mbejijih sak ara-ara,  semprat-semprit jamur apa…?
Setelah kalimat itu dinyanyikan kemudian yang dadi -jaga- menyebutkan nama sebuah jamur, bisa jamur parut, jamur barat atau jamur lot kayu. Misalnya yang disebut jamur lot kayu, maka pemain yang mengelilingi tadi segera berlarian mengambil posisi mendekati barang barang yang terbuat dari kayu lalu dipeluknya. Nah jika ada anak-anak yang kebingungan dan tak segera mendapatkan kayu sebagai bahan pelukannya, mereka itulah yang menjadiu target yang “dadi” untuk ditangkap. Apabila telah tertangkap maka gantian yang menangkap itu yang jaga. (Sumber)
Sebenernya masih ada banyak permainan lain. Kalo ada yang masih inget, bisa comment di bawah ya? ;)



3 komentar: