Jumat, 22 November 2013

About The End of A Story

Ceritanya gara-gara belakangan saya ngganggur setelah wisuda (meskipun masih siaran juga sih), saya jadi sering melakukan hal-hal yang nggak penting banget. Dari browsing sampe kepala pusing, baca buku, baca artikel-artikel di internet, dengerin musik, nonton film, bengong, merenung, nyepi, bolak-balik posting tulisan nggak penting di blog. pokoknya momen 'nganggur' ini bener-bener bikin saya mati gaya. tapi untungnya saya masih bisa melakukan beberapa kegiatan yang cukup bermanfaat (bagi sebagian orang) seperti kegiatan yang saya sebutkan di atas.

eniweii, saya nggak mau bahas soal kegiatan saya selama nganggur sih. ntar dikira curhat lagi, mwahahaha! saya cuma mau berbagi soal obrolan saya sama seorang teman. jadi ceritanya saya punya novel nih, trus temen saya jadi ketularan pengen baca. nah, akhirnya saya kasih pinjem deh. terus waktu selesai baca, dia bilang gini:
teman : "novelnya jelek nih, mbak. endingnya nggak bagus. masak iya, si tokoh utama akhirnya nge-jomblo."
saya : "lah, emang kalo bikin novel atau film, ending yang bagus mesti bahagia ya? kayak dongeng anak-anak dong."
percakapan singkat di atas sebenernya pengen saya lanjutkan lagi, tapi males juga debat sama temen sendiri. akhirnya saya iyain aja biar dianya seneng (hahaha, peace!).

ngomong-ngomong soal ending novel atau film, banyak orang yang bilang kalo 'sad ending' itu bukan ending yang bagus! yang bagus itu kalo si cewek sama si cowok hidup bahagia selamanya sebagai pasangan (kalo genrenya romantic). atau si tokoh utama memenangkan pertandingan/pertarungan (kalo genrenya action). atau macem-macem ending yang mereka simpuilkan sebagai 'happy ending'. biasanya para penikmat film maupun novel bakal langsung bilang karya itu jelek kalo endingnya nggak sesuai harapan apalagi kalo sad ending. nggak salah juga sih, tiap orang kan berhak menginterpretasikan karya tersebut sesuai pendapat mereka masing-masing.

Tapi menurut saya, ada makna tersendiri yang ada dalam novel atau film yang sad ending. bahwa si penulis cerita (mungkin) mencoba mengajarkan kita bahwa ending sepotong kisah atau keseluruhan hidup manusia itu nggak mesti bahagia. buat saya, bagusnya novel atau film itu nggak cuma ditentukan dari endingnya saja tapi keseluruhan jalinan cerita, perjalanan kisahnya dan pelajaran apa yang bisa kita petik dari proses perjalanan cerita yang disuguhkan. pernah denger ungkapan kan, kalo 'belajar itu bukan soal hasil apa yang bisa kamu capai, tapi soal prosesnya, meenn! PROSES!" perkara hasilnya bagus atau jelek, yang penting kita belajar dan mengambil hikmah dari rangkaian proses tersebut.

Selain itu, dari dialog saya di atas bersama teman saya, ada pemikiran yang menurut saya luput. banyak orang yang mengira bahwa ending sebuah novel itu adalah akhir dari hidup sang tokoh. bahwa novel atau film kadang cuma sepotong atau satu dari puluhan bahkan ratusan kisah yang dialami tokoh kan. just a piece, not their whole life. kisah mereka tetap berlanjut dan beranjak ke babak baru, tapi mungkin di luar apa yang tertulis dalam novel atau divisualisasikan dalam film. meskipun di akhir kisah, si tokoh hidup ngejomblo, siapa tahu di kisah selanjutnya dia menemukan pasangan. life still go on, kan? dan belum tentu juga yang di akhir kisah mereka hidup bahagia sebagai pasangan, di kisah selanjutnya mereka menemukan permasalahan.

meskipun ada beberapa novel atau film yang mengkisahkan sampai akhir hayat si tokoh. dan ngomong-ngomong soal akhir hayat, pasti ada juga yang sebel kalo di akhir cerita, si tokoh akhirnya meninggal dunia. lah, tokoh itu kan bukan dewa yang nggak bisa meninggal. pada akhirnya semua orang akan mati, bukan? mungkin penjelasannya bisa balik ke paragraf sebelumnya. bahwa ini bukan soal gimana akhirnya, tapi proses dan pelajaran yang kita ambil dari seluruh rangkaian cerita. 

jadi intinya, novel atau film sad ending mengajarkan kita bahwa akhir cerita kita bersama seseorang itu nggak mesti berakhir bahagia. bahwa yang terpenting adalah kita belajar dari prosesnya. Kalo ending sedih dari kisah dalam novel dan film yang notabene adalah kisah orang lain aja nggak bisa nerima, apalagi kalo kejadian beneran dalam kehidupan nyata sendiri. Jadi akhir kisah yang sedih itu juga mengajarkan pada kita untuk siap menerima kenyataan pahit dalam kisah hidup ini. Soal sedih atau bahagia, itu tergantung bagaimana kita memandangnya. Karena perasaan sedih atau bahagia itu kita sendiri yang menentukan.

Life isn't just about a happy ending story. Sometimes we have to taste a bitterness and sadness to take a lesson from that moment :)

Selasa, 19 November 2013

Tentang Hujan...

Pagi ini hujan turun lagi. Ia jatuh membasahi bumi tanpa permisi. Hadir ramai-ramai di antara ribuan rintik air. Gemericiknya memecah suasana pagi yang sunyi, untuk beberapa jiwa yang hatinya sepi. Hadirnya tak pernah sendiri. Ia selalu datang bersama segumpal awan hitam atau kelabu. Menorehkan lukisan hitam-putih yang hanya melukiskan warna hitam, putih atau kelabu yang ada di antaranya. Menutup warna warni langit pagi ini, yang seharusnya hadir dengan gradasi biru cerah dan semburat sinar keemasan yang berkilau dari sang mentari. 
Hujan datang lagi pagi ini. Riuh rintiknya menjadi musik pengiring aktivitasku mengusir sepi atau lebih tepatnya menepis sunyi atau yang lebih tepat lagi, menikmati sepi ini sendiri. Hadirnya datang bersama sejumlah kenangan tentang hujan. Kemudian aku duduk mendekap lutut, menatap rintik air yang turun dari balik jendela, dengan iringan suara samar radio yang memutar musik berirama sendu dan pelan, dan sesachet cokelat pasta yang kuharap manisnya dapat juga memaniskan pagiku hari ini. Sesaat kemudian munculah rangkaian kata yang melintas di kepala. Dengan sigap aku segera menangkapnya, agar tak hilang menjadi butiran mimpi dan menuliskannya, di sini...


Hujan. Entah kenapa fenomena alam ini selalu membawa nuansa berbeda, setidaknya untuk saya dan mereka yang menikmati momen turunnya tetes air dari langit. Bagi saya, hujan itu seperti mesin waktu, yang bisa membawa mereka pada kenangan masa lalu ketika hujan turun. Hujan adalah saat dimana kita, secara sengaja atau tidak sengaja - sadar atau tidak sadar, memutar kembali rekaman kenangan yang terjadi kala hujan. Rintik air yang turun, nuansa gelap sendu dan kelabu yang hadir dari gumpalan awan pembawa hujan yang menutup sumber cahaya dari langit, serta aroma tanah basah. Komposisi yang pas bagi saya untuk merenung, memutar kembali semua yang pernah terjadi atau sekedar menikmati fenomena ini dalam sepi.  Saya rasa semua orang pernah memiliki kenangan dengan hujan. Entah kenangan menyenangkan, menyakitkan atau rangkaian perasaan lain yang terbawa bersama turunnya hujan. Mungkin ada sebagian orang yang mengabaikan atau tidak begitu peduli dengan datangnya hujan. Tapi suatu saat, ketika hujan turun dan ketika tak ada pilihan lain bagi kita selain diam dan menikmatinya, kenangan itu akan kembali muncul, menghentikan dunia kita untuk sesaat dan menikmati rekaman kejadian yang pernah terjadi sebelumnya, hingga akhirnya kita kembali bersama perasaan pedih, sesak, senyum atau inspirasi...

Sabtu, 09 November 2013

Tips Mengatasi Motor Macet Di Jalan

Ada yang aktivitasnya mobile dan suka bepergian? Kemana-mana naik motor. Ada yang udah sahabatan sama motor banget banget, bahkan lebih sering menghabiskan waktu sama motor di jalan daripada sama pacar, sahabat atau keluarga? Ada yang meskipun udah klop banget sama motornya kayak amplop dan perangko, tapi si motor masih suka manja dan rewel, apalagi kalo ini motor udah tuaaaaa banget dan maunya istirahat terus? Ada yang jawab "ada bangeet!"? Kalo nggak ada, saya yang jawab sendiri! Ada banget! 

Add caption
Gimana rasanya ketika kamu punya motor, masih baru sih sebenernya, sering dielus-elus, dirawat dan diservis, udah sering diajak kemana-mana, saking seringnya kayak udah ada chemistry - ikatan batin satu sama lain-, eh taunya mendadak rewel dan macet di jalan. Selain berbahaya, hal ini juga sangat memalukan pake banget! Kebayang nggak sih, kamu udah dandan rapih-rapih, udah gaya kece badai, naik motornya udah mahir macem pembalap moto-GP, udah ngerasa jago karena ngeduluin motor-motor atau mobil-mobil di depan kamu dengan manuver-manuver ala Valentino Rossi, taunya mendadak itu motor macet di tengah jalan. Tingkat kekerenan dan kecakepan kamu yang tadinya nggak seberapa pun jadi turun drastis sampai ke level minus! Kamu juga bakal nganggep hari itu adalah hari tersial kedua setelah berkali-kali di-PHP gebetan. Aaaaakkk, it was like a nightmare, guys! (berlebihaaan! hahaha)

Oke, segitu aja pendramatisirannya. Jadi ceritanya gini, pagi tadi saya siaran jam 8 pagi. Dan buat saya serta beberapa penyiar lainnya di radio saya, siaran jam segitu lebih bikin 'huru-hara-hurry' alias bikin keburu-buru daripada siaran subuh yang jam setengah 5 pagi. Ceritanya pagi tadi saya berangkat sedikit lebih siang dari biasanya dan nggak sempet manasin motor lama-lama. jangankan manasin motor, sisiran aja nggak sempet, apalagi dandan. (padahal biasanya kemana-mana juga nggak pernah sisiran & dandan, ahaha!). Tapi kemepetan waktu saya ini bisa jadi alasan yang masuk akal buat saya ngeles kalo ada yang nanyain kenapa tampang kamu kusut kayak orang baru bangun tidur dan belum mandi. Oke, lupakan topik soal dandan dan sisiran, kita kembali lagi ke fokus 'motor macet di tengah jalan'.

Kemudian saya geber motor saya, nggak kenceng-kenceng banget sih, cuma 70 km/jam, hahaha. Buat saya 60-70 km itu batas kecepatan normal kok, nggak tau deh kalo buat yang lainnya. Di jalan, situasi normal-normal aja sih, si merah nggak menunjukkan tanda-tanda mau rewel, di jalan juga orang-orang di sekitar saya pada normal semua, nggak ada keributan dan setahu saya, nggak ada yang nglempar sumpah serapah atau mendoakan motor saya macet di jalan (nggak tahu sih, kalo nyumpahin dalem hatinya, hahaha). Pokoknya situasi aman damai tenteram dan terkendali. 

Sampai pada saat di traffic light, saya berhenti di barisan depan dan motor saya mendadak mati seketika tanpa aba-aba dan tanpa diminta! Panik? jelas! Kemudian saya tarik nafas dalam-dalam sambil berdoa komat-kamit, kali aja motor saya cuma ngadat dikit. Saya starter ini motor berkali-kali, tapi nggak nyala-nyala. Saya cek bensin, jarumnya masih nunjuk ke arah full. Alamaaak!! mana saya lagi di tengah jalan, untung aja lampunya masih merah agak lama. Kemudian dengan santai, tenang dan sok cool, saya pinggirkan motor saya. Yakali mau ngejogrok di situ, bisa diklaksonin puluhan orang di belakang saya tuh. Mending minggir daripada malu diklaksonin, berisik juga dan ngganggu perjalanan orang lain, kan kasian tuh mereka yang lagi keburu-buru. Kemudian saya perintahkan otak dan tubuh saya biar nggak panik dan menyetting pikiran saya kalo semuanya akan baik-baik saja, anggap aja lagi di rumah sendiri dan nggak ada orang yang lagi ngeliatin kamu. Kalo pun ada, mereka juga nggak bakal peduli dan nggak kenal sama kamu. Kecuali kalo kamu adalah anak gaul dan terkenal di kota kamu, atau kamu adalah seorang artis. Dan setelah dengan sabar, tenang, serta perilaku positif lainnya, motor saya berhasil nyala beberapa menit kemudian! Syukurlaaaaaahhh...

Nah, berdasarkan kisah pagi hari yang saya ceritakan panjang lebar jadinya luas banget, saya mau kasih tips buat kalian, cara mengatasi motor macet di jalan. Tips yang saya kasih bukan soal teknisnya sih, soalnya saya bukan mahasiswa teknik mesin, bukan juga montir dan nggak cantik (lhoh, apa hubungannya -,-). Tips yang saya kasih lebih ke pengendalian diri dan hal-hal yang bisa serta perlu kamu lakukan buat meminimalisir perasaan malu, merasa sial, tengsin dan kekonyolan yang kamu alami. Ini dia hal yang perlu kamu lakukan kalo motor kamu mendadak macet di jalan :

1. Jangan Panik!
Ini juga berlaku untuk segala hal mendadak yang terjadi ke kamu. Kebiasaan kita kadang suka panik. Boleh panik sih, tapi jangan keterusan. Kendalikan diri kamu. Tetap tenang dan bilang ke diri kamu sendiri kalo semua akan baik-baik saja. Tarik nafas dalam-dalam, dan starter motor kamu. Kalo masih nggak mau diemin sebentar. Pokoknya tetep tenang, karena kepanikan kamu justru malah membuat kamu melakukan hal konyol lainnya. Panik juga membuat kamu terlihat nggak keren. Motor macet udah bikin kamu keliatan konyol dan menurunkan tingkat kekerenan kamu, apalagi kalo panik. Pokoknya pasang tampang dan gaya cool aja deh, tetep kalem dan tenang guys! 

2. Nggak Perlu Update Status atau Nge-tweet
Ini nih kebiasaan absurd yang biasa anak gaul sosmed lakukan. Yakali, motor macet di tengah jalan, bukannya distarter atau apa gitu, malah ngetweet, update PM dan update status "aduuh, motor aku macet nih", lebih keterlaluan lagi kalo malah ngeblog dan nulis panjang-lebar (bwahahaha!, kalo ngeblog sehabisnya sih gapapa ya, hehehe). Yang bikin saya ngerasa bahwa perbuatan ini absurd adalah, ini katanya motor macet, tapi masih sempet update begituan. Daripada wasting time jarinya dipake buat ngetik tweet, mending dipake buat nyetarter itu motor, sambil doa gitu kek. 

3. Jangan Ngumpat alias Maki-maki
Nah, ini nggak kalah absurdnya dari kegiatan nomor 2. Kalo kamu mau maki-maki, mau maki ke siapa coba? motor? jalan? diri kamu sendiri? orangtua kamu? pacar kamu? temen kamu? Maki-maki, apalagi kalo maki motor ditambah lagi dengan bar-bar kamu mukulin motor kamu (berharap cara primitif macem getok2 motor gitu bisa bikin motor jadi nyala), membuat kamu terlihat lebih konyol sampai ke level maksimal. Mau maki-maki sampe semua urutan nama kebun binatang dari A sampai Z sampai balik ke A lagi juga nggak bikin motor kamu jadi nyala. Daripada maki-maki, mending dipake buat ngomong yang baik-baik. Katanya, ucapan itu doa lho. Siapa tau kalo kamu ngomong baik, harapan yang baik, beneran terkabul dan motor kamu beneran nyala. 

4. Pinggirkan Motor Kamu
Kalo posisi motor kamu macet di tengah jalan, entah lampu merah atau dimanapun, segera pinggirkan motor kamu. Jangan ngejogrok di situ aja dengan alesan pe-we atau malu buat move on dari situ. Apa nggak tambah malu kalo kamu diklaksonin orang atau jadi pusat perhatian karena jadi biang macet. Kalo di pinggir kan, kamu lebih leluasa mau nyetarter motor kamu sampe bisa tanpa ganggu arus lalu lintas. Selain itu, coba cek tangki bensin kamu, kali aja bensinnya yang abis. Kalo gitu, mau kamu starter sampe tangan dan kaki kamu beranak bengkak juga nggak bakal nyala.

5. Minta Bantuan
Jangan tengsin minta bantuan. Kalo lebih dari sepuluh menit motor kamu nggak nyala juga, si doski ngambeknya udah keterlaluan tuh. Itu tandanya doi minta ditangani oleh tangan orang yang lebih ahli dari kamu. Misal di sekitar ada tukang becak, tukang ojek, atau mas-mas yang available dan bertampang welcome (kayak keset aja nih, haha) buat nolongin kamu, ya minta bantuan aja. Malu minta, nggak dapet apa-apa kan. Lebih beruntung lagi kalo ada yang bantuin kamu tanpa kamu minta. Kalo nggak ada siapa-siapa, baru telpon nomor darurat yang mungkin buat nolongin kamu. Atau tanya ke orang sekitar, dimana bengkel terdekat dan dorong motor kamu sampai situ.

Nah itu tadi sedikit tips buat menghadapi situasi unpredictable macem motor mendadak ngadat di tengah jalan. Intinya sih, tetep tenang, jangan panik dan pasang gaya cool. Seolah-olah kamu udah bisa dan biasa menghadapi situasi ini. Karena kalo kamu panik, maki-maki, nangis dan kebingungan, tingkat kekerenan kamu jadi terjun ke level minus sekian. Tapi kalo kamu tetep kalem dan tenang, kekerenan kamu tetep turun sih, tapi setidaknya nggak sampai anjlok ke level minus.  Pokoknya tetep PE to the DE. Semua orang bisa aja mengalami posisi kamu kok. Jadi, kamu bukan satu-satunya orang yang dipilih  untuk mengalami kondisi ini, masih banyak yang lain yang juga pernah kayak kamu.

Akting cool kamu juga akan makin sempurna kalo kamu pake helm full face atau pake masker. At least, nggak makin down karena nggak ada yang ngenalin atau ngelihat wajah kamu karena tertutup masker. Masker bermanfaat banget buat kamu yang tenar, atau ngerasa diri tenar, atau ngerasa bahwa semua orang di jalan itu kenal sama kamu dan nggak pengen mereka tahu kalo kamu lagi terjebak dalam situasi memalukan macem ini.

Oke, itu tips absurd, berlebihan dan nggak penting yang saya tulis berdasarkan kejadian tak terduga yang saya alami pagi ini. Semoga bermanfaat (entah untuk dilakukan, untuk menghibur atau untuk membuat anda makin ngerasa bahwa saya emang bener2 satu dari sedikit manusia 'aneh' dan 'absurd' yang ada di dunia)

Rabu, 06 November 2013

What Goes Around, Comes Around

Kita semua pasti pernah mengalami kejadian sedih atau kurang menyenangkan dalam hidup kita. Ada beberapa yang menyalahkan orang yang menyebabkan terjadinya kejadian itu. Ada juga yang terus meratapi apa yang telah terjadi. Tanpa kita sadari bahwa suatu masalah datang atau peristiwa tersebut dapat terjadi, mungkin karena diri kita sendiri. Saya percaya bahwa hidup ini seperti rantai dimana setiap komponen di dalamnya bergerak dan saling berkesinambungan satu sama lain. Hidup ini seperti siklus, dimana apa yang kita lakukan akan kembali pada kita. Apa yang kita berikan pada orang lain, akan kembali pada diri kita sendiri suatu saat nanti. What goes around comes around. Semacam hukum 'tabur-tuai'. Kamu menebar kebaikan, maka kamu akan menuai kebaikan. Dan ketika kamu menabur keburukan, suatu saat keburukan itu akan kembali padamu. Saya percaya bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini seperti causal effect, adanya 'sebab-akibat'. Bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita saat ini, adalah akibat dari apa yang telah kita lakukan di masa lampau,

Ungkapan 'what goes around comes around', pemikiran bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini karena adanya 'sebab-akibat' dan 'tabur-tuai', selalu saya jadikan pegangan ketika saya menghadapi masalah. Bahwa apa yang terjadi saat ini, karena saya sudah melakukan hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi. Bahwa kejadian yang saya hadapi saat ini mungkin terjadi karena saya pernah melakukan hal yang sama pada orang lain di masa lalu. Entah kita sadar atau tidak sadar saat melakukan hal tersebut, pada akhirnya perlakuan itu akan kembali pada kita suatu saat nanti. Dengan menggunakan pemikiran ini, saya bisa introspeksi diri ketika kejadian buruk menimpa saya, karena saya percaya kejadian tersebut ada akibat kesalahan saya di masa lampau. 

Intinya, ketika ada kejadian buruk datang menimpa kita, look inside yourself before you judge anyone else, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Ada baiknya kita melihat dalam diri kita sendiri, berkaca, introspeksi dan merenung, mungkin kesalahan justru ada pada diri kita, atau mungkin dulu kita pernah melakukan hal yang sama pada orang lain. Tapi bukan berarti kita terus meratapi kesedihan dan terus menyalahkan diri sendiri. Cukup pada sampai tahap introspeksi dan lanjutkan dengan memperbaiki diri, berjanjilah dalam hati untuk tidak mengulangi hal yang sama lagi, pada dirimu dan pada orang lain.


H : "kejadian yang aku alami sama dia saat ini mirip kayak kejadianku dulu sama kamu. Tapi bedanya, sekarang aku di posisi kamu waktu dulu dan dia ada di posisiku yang dulu. Aku sadar, aku udah salah sama kamu. Sekarang aku tahu gimana rasanya jadi kamu waktu itu. Mungkin ini cara Tuhan membalas perbuatanku dulu ke kamu."
M : "Iya, aku ngerti. What goes around just comes around kan? Tapi lebih dari itu, cara terbaik untuk menghadapi masalah dan kejadian buruk yang kita alami adalah dengan introspeksi, dengan terlebih dulu melihat dalam diri kita sendiri, apakah dulu kita pernah melakukan hal serupa pada orang lain. Apakah yang kita lakukan selama ini sudah sepenuhnya benar. Dengan introspeksi, kita akan menyadari kesalahan yang selama ini kita lakukan. Dengan begitu, kita akan ikhlas, 'nrima' dan mengerti kenapa Tuhan biarkan peristiwa buruk terjadi sama kita."

**terinspirasi dari percakapan malam bersama seorang teman

Jumat, 01 November 2013

Looking for A Missing Piece

Kamu tahu apa kegiatan utama yang paling banyak kita lakukan dalam hidup ini? Bagi saya, kegiatan itu adalah menunggu dan mencari. Sebagian besar hidup kita gunakan untuk menunggu; menunggu untuk dilahirkan, menunggu untuk mendapatkan pekerjaan, menunggu datangnya pasangan hidup, menunggu hal-hal yang perlu dan ingin kita tunggu, menunggu mati... Sebagian lagi kita habiskan untuk mencari; mencari sekolah, mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup, mencari uang, mencari sesuatu yang hilang... Kegiatan menunggu dan mencari terbagi menjadi beberapa fase, tiap fase memiliki kesulitan dan jangka waktu tersendiri. Pada akhirnya, saat beranjak dewasa, kita akan tiba pada fase dimana kita harus menunggu datangnya pasangan hidup dan mencari dimana keberadaan mereka. 

Saya ibaratkan pencarian pasangan hidup itu seperti mencari potongan puzzle yang hilang dari satuan bentuk utuhnya. Setiap usaha yang kita lakukan untuk mencari potongan itu saya sebut sebagai usaha membina hubungan bernama 'pacaran'. Ada saat dimana kita berhasil menemukan sebuah potongan puzzle. Mungkin dari segi corak, motif dan warna, potongan itu menunjukkan keserasian dengan satuan puzzle lainnya. Tapi ketika dipasangkan, ternyata bentuk potongan puzzle yang hilang itu tidak cocok dengan ruang kosong dalam puzzle tersebut. Kemudian, terkadang kita memaksakan diri untuk merubah bentuk potongan itu, atau merubah kisi-kisi kosong dari puzzle tersebut agar pas dengan bentuk potongan yang ada, yang telah kita temukan itu. Tapi seberapapun kita mencoba, ternyata memang itu bukan bagian hilang yang kita cari. Atau terkadang kita menemukan bentuk potongan puzzle yang pas dengan ruang kosong dari puzzle tersebut. Tapi ternyata corak, warna dan motif yang ada pada potongan itu, tidak berkesinambungan dengan satuan puzzle lainnya.

Terkadang kita sering memaksakan kecocokan dengan pasangan, hanya untuk mempertahankan 'kuantitas', jangka waktu hubungan yang telah lama dan bertahun-tahun. Tanpa kita sadari bahwa ada beberapa sifat, karakter, personality atau bagian dalam diri kita (latar belakang, keyakinan, prinsip, dll) yang tidak match, tidak cocok dan tidak menyatu antara kita dengan pasangan. Perlu kita sadari bahwa ada beberapa hal yang memang tidak bisa kita paksakan untuk kita ubah. Memang, dalam suatu hubungan tidak ada sesuatu yang 100% sama atau cocok. Terkadang kita perlu sedikit merubah diri, menjadi lebih baik lagi, agar bisa benar-benar pas dengan pasangan kita. Tapi bukan berarti kita bisa merubah sesuatu yang sudah menjadi dasar dalam kehidupan kita, sudah menjadi prinsip hidup kita. Pada akhirnya, kita harus mencari potongan atau kepingan lain. Karena memang bukan kepingan itu yang kita cari untuk melengkapi puzzle ini. Karena saya percaya, kepingan itu bukannya tak ada, hanya hilang dan belum saya temukan...