Rabu, 06 November 2013

What Goes Around, Comes Around

Kita semua pasti pernah mengalami kejadian sedih atau kurang menyenangkan dalam hidup kita. Ada beberapa yang menyalahkan orang yang menyebabkan terjadinya kejadian itu. Ada juga yang terus meratapi apa yang telah terjadi. Tanpa kita sadari bahwa suatu masalah datang atau peristiwa tersebut dapat terjadi, mungkin karena diri kita sendiri. Saya percaya bahwa hidup ini seperti rantai dimana setiap komponen di dalamnya bergerak dan saling berkesinambungan satu sama lain. Hidup ini seperti siklus, dimana apa yang kita lakukan akan kembali pada kita. Apa yang kita berikan pada orang lain, akan kembali pada diri kita sendiri suatu saat nanti. What goes around comes around. Semacam hukum 'tabur-tuai'. Kamu menebar kebaikan, maka kamu akan menuai kebaikan. Dan ketika kamu menabur keburukan, suatu saat keburukan itu akan kembali padamu. Saya percaya bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini seperti causal effect, adanya 'sebab-akibat'. Bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita saat ini, adalah akibat dari apa yang telah kita lakukan di masa lampau,

Ungkapan 'what goes around comes around', pemikiran bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini karena adanya 'sebab-akibat' dan 'tabur-tuai', selalu saya jadikan pegangan ketika saya menghadapi masalah. Bahwa apa yang terjadi saat ini, karena saya sudah melakukan hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi. Bahwa kejadian yang saya hadapi saat ini mungkin terjadi karena saya pernah melakukan hal yang sama pada orang lain di masa lalu. Entah kita sadar atau tidak sadar saat melakukan hal tersebut, pada akhirnya perlakuan itu akan kembali pada kita suatu saat nanti. Dengan menggunakan pemikiran ini, saya bisa introspeksi diri ketika kejadian buruk menimpa saya, karena saya percaya kejadian tersebut ada akibat kesalahan saya di masa lampau. 

Intinya, ketika ada kejadian buruk datang menimpa kita, look inside yourself before you judge anyone else, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Ada baiknya kita melihat dalam diri kita sendiri, berkaca, introspeksi dan merenung, mungkin kesalahan justru ada pada diri kita, atau mungkin dulu kita pernah melakukan hal yang sama pada orang lain. Tapi bukan berarti kita terus meratapi kesedihan dan terus menyalahkan diri sendiri. Cukup pada sampai tahap introspeksi dan lanjutkan dengan memperbaiki diri, berjanjilah dalam hati untuk tidak mengulangi hal yang sama lagi, pada dirimu dan pada orang lain.


H : "kejadian yang aku alami sama dia saat ini mirip kayak kejadianku dulu sama kamu. Tapi bedanya, sekarang aku di posisi kamu waktu dulu dan dia ada di posisiku yang dulu. Aku sadar, aku udah salah sama kamu. Sekarang aku tahu gimana rasanya jadi kamu waktu itu. Mungkin ini cara Tuhan membalas perbuatanku dulu ke kamu."
M : "Iya, aku ngerti. What goes around just comes around kan? Tapi lebih dari itu, cara terbaik untuk menghadapi masalah dan kejadian buruk yang kita alami adalah dengan introspeksi, dengan terlebih dulu melihat dalam diri kita sendiri, apakah dulu kita pernah melakukan hal serupa pada orang lain. Apakah yang kita lakukan selama ini sudah sepenuhnya benar. Dengan introspeksi, kita akan menyadari kesalahan yang selama ini kita lakukan. Dengan begitu, kita akan ikhlas, 'nrima' dan mengerti kenapa Tuhan biarkan peristiwa buruk terjadi sama kita."

**terinspirasi dari percakapan malam bersama seorang teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar