Sabtu, 28 Desember 2013

Keinginan vs Kemampuan

Pernah punya keinginan besar? Pernah merasa punya passion untuk meraih sesuatu? saya pernah! Tapi kadang, besarnya keinginan menutup daya kita untuk melihat kemampuan dalam diri kita. Membuat kita lupa untuk menengok dalan diri, apakah kita mampu untuk meraihnya atau yang lebih sulit adalah menjalani keinginan tersebut. Karena pasti ada konsekuensi yang harus kita terima di balik tercapainya suatu keinginan. 

Ya, kadang saking inginnya, kita jadi buta, tidak dapat melihat bahkan merasa bahwa keinginan kita tidak sesuai dengan kemampuan kita. Padahal jika kita memaksakan keinginan tersebut hasilnya juga tidak akan memuaskan atau bahkan mungkin berhenti di tengah jalan. 

Kita harus memilih, apakah keinginan yang harus kita tekan atau kemampuan kita yang harus ditingkatkan. Jika mampu, tidak ada salahnya meningkatkan kemampuan. Jika tidak, maka keinginan lah yang harus kita tekan. Bukannya pesimis, hanya saja kita harus menyadari kemampuan kita. Harus sadar bahwa ada hal yang tidak bisa kita paksakan, termasuk kemampuan yang juga memiliki kapasitas dan keterbatasan. Karena kadang keinginan tak selalu sejalan dengan kemampuan...

Selasa, 24 Desember 2013

Makna Di Balik Sebuah Pilihan

Life is choice. Hidup itu pilihan. Ya, ada banyak hal dalam hidup ini yang membuat kita seolah berada di persimpangan jalan dan harus memilih mana jalan yang tepat untuk kita. Padahal kita sendiri tidak tahu, apa yang ada di sepanjang dua jalan tersebut. Kita hanya mampu menerka, menganalisis dan memprediksi setiap pilihan, sebelum kita memilihnya. Kadang intuisi lebih berperan daripada logika, tapi tidak jarang logika lebih diutamakan dan intuisi kita abaikan. 

Terlepas dari apa yang kita gunakan untuk menjatuhkan pilihan, entah intuisi atau logika untuk memunculkan pertimbangan, ada makna besar di balik dihadapkannya kita pada sebuah pilihan. Ada sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari proses memilih tersebut. Pilihan mengajarkan kita untuk memandang suatu opsi dari segala sudut sebelum pada akhirnya memutuskan untuk memilihnya. Pilihan juga mengajarkan kita untuk berkorban. Kadang ada dua hal yang ingin atau kita paksakan untuk dijalani sekaligus, namun waktu, tenaga atau ada hal lain yang membuat kita harus rela melepaskan satu pilihan demi pilihan yang kita anggap terbaik. Dan inilah yang kadang membuat kita bimbang, ketika dihadapkan pada dua pilihan yang kita anggap semuanya terbaik dan ingin kita jalani secara bersamaan. Dan tentunya problem ini membuat kita belajar untuk berkorban dan merelakan satu pilihan, membuat kita sadar bahwa kita tidak bisa memiliki semua yang kita inginkan sekaligus. Pilihan juga membantu kita belajar untuk tidak menyesal, menerima konsekuensi dan resiko dari setiap pilihan yang telah kita ambil. Karena entah pilihan A atau B yang akan kita ambil, pasti ada plus minus, keuntungan sekaligus resiko yang harus kita tanggung. Pilihan mengajarkan kita untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah kita pilih.

Pada akhirnya, pilihan yang akan kita ambil harus dilihat dari sisi kita sendiri. Disesuaikan dengan kebutuhan,  skala prioritas dan kemampuan, serta seberapa besar resiko yang harus kita tanggung dari setiap pilihan, kemudian kita cocokkan dengan seberapa besar kemampuan kita untuk menanggung resiko tersebut. Apapun yang terjadi, itu adalah pilihan kita dan kita tidak bisa menyalahkan siapapun ketika ke depannya ada masalah yang muncul akibat pilihan tersebut. Yang bisa kita lakukan adalah menjalani dan mensyukuri apapun keputusan yang telah kita ambil. Karena kita harus percaya, bahwa ada rencana Tuhan di balik apa yang terjadi dalam kehidupan kita, termasuk setiap pilihan yang kita ambil. 

Minggu, 01 Desember 2013

There's A Meaning In Every Sign

Entah sengaja atau tidak sengaja, saya dapati nama saya sudah tidak ada lagi dalam daftar itu. Dan saya sadar satu hal, ini adalah 'TANDA' bahwa (mungkin) Tuhan telah meng-iya-kan rencana saya :)

Saya percaya bahwa hidup ini sudah ada yang ngatur dan kita hanya perlu mengikuti alur. Sama seperti arti pada tanda-tanda yang ada di sekitar kita. Lampu nyala merah di traffic light sebagai tanda untuk kita berhenti dan membiarkan kendaraan dari arah lain untuk berjalan. Tanda dengan gambar tanjakan untuk memperingatkan kita bahwa dalam beberapa meter di depan, akan ada sebuah tanjakan sehingga kita dapat mempersiapkan kecepatan yang cukup untuk menaikki tanjakan tersebut. Atau sebuah papan bertuliskan 'Reserved' di meja restoran yang berarti bahwa meja tersebut sudah dipesan, sehingga kita tidak perlu mempermalukan diri dengan memaksa duduk di meja tersebut, karena akhirnya pelayan akan meminta kita pindah ke meja lain di antara sorotan mata orang-orang yang ada di dalam restoran itu.

Sama seperti tanda yang dibuat, disepakati dan diberikan kepada manusia untuk memperingatkan sesamanya, Tuhan juga memiliki 'tanda' tersendiri untuk memperingatkan kita bahwa kita masih ada dalam alur cerita yang sudah dibuat-Nya, untuk menunjukkan kita pada rencana yang sudah dicanangkan-Nya. Bedanya, jika tanda antar sesama manusia sudah disepakati bentuk dan artinya, sedangkan untuk tanda dari Tuhan, perlu sedikit usaha dan kepekaan untuk menyadari, membaca dan mengartikannya. Tapi kadang manusia terlalu sibuk dengan rencananya atau terlalu bingung dengan pilihannya, hingga ia tak sadar atau tak mampu membaca tanda yang Tuhan berikan. 

Lalu, bagaimana cara membaca tanda itu? Saya sendiri juga bukan ahli dan tidak tahu pasti bagaimana cara membacanya. Kadang bahkan, ketika kita mampu menyadari dan membacanya pun, kita juga bisa salah mengartikannya. Kadang juga merasa bahwa itu adalah tanda yang Tuhan berikan, padahal mungkin saja itu hanyalah 'tanda' yang kita yakini sebagai tanda Tuhan sebagai pembenaran atau pemantapan akan rencana yang Tuhan berikan. Tapi terlepas dari itu semua, jika kita bisa peka dan sadar bahwa apa yang ada dalam hidup ini sudah direncanakan, dan tanda adalah cara Tuhan untuk memperingatkan kita bahwa apa yang kita jalani selama ini telah melenceng dari rencana-Nya atau bisa juga tanda yang muncul dalam kebimbangan  kita akan sebuah pilihan, ketika kita sudah menentukan, kadang tanda dari Tuhan muncul sebagai jawaban atau pemantapan akan langkah yang akan kita ambil. Karena tanda tidak selalu muncul sebagai hal negatif atau peringatan juga, tapi juga sebagai jawaban atas sebuah keraguan dan kebimbangan akan sebuah pilihan.

Saya percaya bahwa jika kita mau peka untuk menyadarinya, ada banyak tanda di sekitar kita. Jika kita mau lebih membuka mata dan tidak melulu terpaku pada kebimbangan dan rencana kita, ada sebuah tanda yang jika kita artikan dapat menjadi jalan keluar atau petunjuk dari setiap masalah atau apapun yang kita rasakan.

Karena Tuhan adalah sutradara terbaik dalam hidup kita. Hidup adalah filmnya, Tuhan sutradaranya dan kita adalah pemerannya. Terkadang sutradara perlu berteriak 'Cut!!!' sebagai tanda bahwa kita harus menghentikan sebuah adegan dan memperbaiki akting kita atau bisa juga tanda bahwa kita sudah melakukan akting yang terbaik dan saatnya untuk meralih ke scene berikutnya...