Minggu, 23 Februari 2014

Job-Seeking Tips

Ada banyak pelajaran yang saya dapatkan dari moment mencari pekerjaan ini. Bahwa pintar dan IPK tinggi nggak bikin kamu otomatis langsung dapet kerja. Yang penting usaha dan aktif mencari informasi lowongan. Jangan lupa berdoa juga. Kadang seseorang yang dulu waktu kuliah IPKnya standar, bisa lebih dulu dapet kerja, sementara yang IPKnya lebih tinggi masih berjuang mencari kerja. Cari kerja itu bukan soal pinter atau bodoh. Bukan juga soal IPK tinggi atau rendah. Karena IPK tinggi atau pinter di bidang akademis juga belum tentu jago di dunia kerja. Tapi bukan berarti kalian jadi asal-asalan dan nggak berusaha dapet IPK bagus. IPK emang bukan penentu keberhasilan kita di dunia kerja, tapi jadi modal atau kunci pembuka buat nglamar kerja nantinya. Buat yang masih kuliah, terus berjuang buat dapet IPK minimal 3.00 lah. Soalnya sekarang banyak lowongan kerja yang mematok IPK min. 3.00.

Selain IPK, ada banyak faktor dan variabel penentu lainnya selain kepintaran dan IPK. Salah satunya adalah nasib. Karena nasib tiap orang itu beda-beda, nasib juga nggak semata-mata ditentukan dari hasil akademis saja. Cara ngerubah nasib ya dengan doa dan usaha. Gimana usahanya? Nih, saya share tips mencari kerja yang saya ambil dari pengalaman saya sendiri. I know how hard to be a jobseeker, tapi diam dan meratapi nasib nggak akan merubah status kamu.

Buat kalian yang masih cari kerja dan berjuang melawan jerat pengangguran, kalian harus banyak aktif cari informasi lowongan kerja. Sekarang jamannya udah serba online, jadi nggak ada alasan buat nggak update soal lowongan kerja terbaru. Status mantan di twitter aja ente pantengin terus, yakali buka situs lowongan kerja nggak sempat, hehe. Pokoknya buat kalian, aktif aja buka situs lowongan kerja yang tiap hari update, seperti :
1. Jobstreet (modelnya daftar gitu. Bikin akun pake email kalian, trus kalian upload foto dan cv, kalian juga bisa sort lowongan kerja berdasarkan bidang dan daerah lowongan, trus ada notifikasi via email juga, Jadi tiap ada kerjaan yang sesuai dengan yang kalian inginkan, ntar ada email dari mbak lina@jobstreet.co.id yang dikirim tiap hari)
2. Indojobhunter
Saya banyak dapet informasi dari website ini. Info lokernya update terus tiap hari. Bahkan kalian bisa juga follow twitternya karena mereka juga update di twitter.
3. Jobsdb, dll. Yang punya twitter, follow juga twitter dari website tersebut, biasanya mereka selalu update di twitter kalo ada lowongan baru. Saya dulunya tau BPJS-Kesehatan ada lowongan juga dari Indojobhunter. Kemudian dapet panggilan dari MNC TV dan Bank Mega juga dari Jobstreet. Saya dulu tiap hari apply lamaran, via email, pokoknya kalo kualifikasi saya masuk, langsung saya apply aja. Sekarang nglamar kerja nggak perlu repot. Cukup koneksi internet yang bisa buat buka situs loker dan kirim email lamaran. Beberapa universitas juga punya website khusus buat menyediakan informasi loker, yang recommended menurut saya adalah ECC UGM dan CDC Unpad, cukup dengan daftar jadi member. Selain itu, kunjungi juga website perusahaan, kadang mereka punya menu khusus untuk career/lowongan kerja/apply online via website mereka, seperti di bank-bank, beberapa perusahaan dan stasiun televisi, udah banyak menggunakan sistem apply online via website mereka.

Buat CV semenarik mungkin, karena CV adalah gerbang penentu serta gambaran keseluruhan kalian yang tertuang dalam satu halaman kertas, dan biasanya yang pertama dibuka HRD adalah CV. Mereka nggak akan membaca secara detail, maka dari itu buat CV yang menarik dan eye catchy tapi juga jangan terlalu banyak ornamen yang nggak penting. Cari aja format CV di internet, banyak banget kok. Tinggal pilih aja sesuai keinginan. Jangan langsung putus asa kalo belum ada panggilan. As you know aja sih, udah puluhan lamaran saya apply via online dan email dalam kurun waktu beberapa bulan menganggur ini. Sehari aja bisa apply 2-3 lamaran, tapi cuma beberapa lamaran saja yang mendapatkan panggilan. Intinya, apply aja semua lamaran yang sekiranya cocok dengan kualifikasi kalian. Perkara ntar dipanggil atau nggak, yang penting udah usaha. 

Dan pelajaran paling penting adalah jangan langsung patah semangat kalo kalian gagal. Karena ketika kalian tidak lolos di psikotest atau interview, itu bukan berarti kalian bodoh. Itu karena karakter kalian yang tergambar lewat psikotest atau interview, kurang cocok dengan karakter calon pegawai yang diinginkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan dan formasi pekerjaan memiliki pont atau kriteria tertentu dari calon pegawainya, dengan melihat hasil psikotest atau interview. Misal, karakter sistematis cocok dengan pekerjaan yang teratur, baik dari segi waktu maupun kerjaan. Sementara karakter fleksibel cocok dengan pekerjaan yang dari segi waktu atau kerjaan selalu berubah-ubah. Intinya psikotest bukan untuk mengukur kepintaran kalian, tapi untuk mengetahui kecocokan karakter dengan kriteria perusahaan. Sementara interview adalah untuk melihat secara langsung karakter kalian dari cara interaksi dan penampilan kalian, serta jawaban kalian secara spontan ketika diwawancara. Itu sebabnya, saat interview, berpenampilan yang rapi itu penting.

Selain itu, saat mencari kerja, kalian juga mesti aktif dan fleksibel. Siap pergi kemana-mana, karena kadang lokasi test jauh dari rumah. Seperti saya yang selama Desember-Januari kemarin mesti bolak-balik Jakarta-Sragen-Semarang-Jogja. Minggu kemarin saya di Jakarta, besoknya udah di Semarang. Atau baru kemarin pulang rumah, beberapa hari kemudian udah ke Jakarta lagi. Kemarin tes di Semarang, lusa tes di Jakarta. Intinya siap-siap waktu, tenaga dan duit juga sih buat memenuhi panggilan test yang kadang mendadak dan jauh tempatnya. Positifnya sih bisa sekalian jalan-jalan daripada cuma bengong di rumah.

Selain apply online, kalian juga bisa mengikuti jobfair yang diadakan di kampus kalian atau kampus dan kota-kota di sekitar kalian (biasanya setelah wisuda, kampus akan mengadakan jobfair). Biasanya, apply via jobfair akan langsung diproses oleh perusahaan. Malah ada juga yang apply hari itu dan interview awal pada hari itu juga. Ada juga yang interview dan psikotest pada hari itu juga dan pengumumannya juga pada hari itu.

Itu sedikit tips dari saya buat kalian yang masih jobseeking. Kalo kalian gagal dalam suatu tes, jangan menganggap diri bodoh, jangan putus asa dan terus berusaha. Karena ketika kalian berhenti berusaha, kalian nggak akan sampai pada tujuan. Just do your best and let God take care the rest. Percaya juga bahwa Tuhan sudah menyiapkan ladang terbaik buat kalian. Sekarang emang belum ketahuan dimana ladangnya (karena kalo ketahuan sekarang, jadi nggak surprise lagi dong dan kalian nggak ada usaha). Tapi nanti kalo kalian udah ketemu dengan ladang yang disediakan Tuhan, kalian akan setuju dengan kalimat 'semua indah pada waktunya' dan emang rencana Tuhan itu indah adanya...

Selasa, 11 Februari 2014

Jobseeker's Journey (5)

The Result...

Setelah tes di MNC TV, saya masih menikmati hari-hari saya di Jakarta. Sampai akhirnya, keluarlah pengumuman hasil kelulusan wawancara dari BPJS-Kesehatan pada hari Senin dan saya dinyatakan lolos! Bener-bener bersyukur dan nggak nyangka, karena di tahap wawancara ini masih ada eliminasi, jadi dari sekitar 150an orang di Divre Jateng yang lolos ke tahap wawancara, yang lolos ke tahap selanjutnya hanya sekitar 100an orang. 

Setelah wawancara, peserta dijadwalkan mengikuti tes kesehatan atau medical check up pada hari Rabu-Kamis, dibagi menjadi dua kloter. Orangtua di rumah sempat panik juga, takut saya dapet kloter hari Rabu, soalnya saya masih di Jakarta dan terlanjur beli tiket kereta dengan keberangkatan Rabu pagi. Akhirnya, sms dari pihak BPJS-Kesehatan membuat saya dan orangtua yang harap-harap cemas jadi lega kembali. Saya dijadwalkan tes kesehatan pada hari Kamis, sehingga masih bisa kalo naik kereta Rabu pagi dan dijadwalkan sampai Solo pada sore hari. 

And finally, really say goodbye to Jakarta and don't know when i'll be back again. Soalnya tes kesehatan di BPJS adalah tahap akhir, kalo dari hasil tes tidak ditemukan masalah kesehatan yang fatal atau tidak sesuai kriteria BPJS, tentunya ada kemungkinan besar untuk lolos. Diiringi dengan ke-hectic-an karena harus berjuang melawan kemacetan akibat banjir, akhirnya saya tiba di Stasiun Gambir, menanti kedatangan kereta Argo Dwipangga yang akan membawa saya pulang. Cuaca sepanjang perjalanan yang cloudy seolah mengikuti suasana hati saya yang juga cloudy dan gloomy. Entah kenapa hati saya serasa masih tertinggal di Jakarta (halaaaahh! hahaha)

Dan tanpa disangka, di tengah perjalanan, saya mendapatkan panggilan tak terjawab dari MNC TV. Beberapa menit kemudian, mereka menelpon lagi dan masih belum saya jawab. Saya bingung karena saat itu saya dalam perjalanan pulang untuk mengikuti tes akhir di tempat lain, tapi bingung bagaimana harus menjawab dan menjelaskannya. Akhirnya saya biarkan saja. Padahal dalam hati sebenernya sayang banget kalo kesempatan ini mesti saya buang dan saya lewatkan begitu saja. Bukannya saya emang pengen kerja di media? :(

Beberapa saat, peserta yang juga ikut tes di MNC TV dan sempat bertukar kontak menghubungi saya, apakah saya mendapat telepon. Saya bilang iya, tapi ternyata dia malah nggak dapet. Tapi satu teman lain yang saya  hubungi via twitter ternyata lolos juga. Dia cerita kalo sebenernya besok (hari Kamis) ada interview HRD, yang akhirnya saya ketahui beberapa hari kemudian, kalo interview tersebut untuk menanyakan mau ditempatkan di bagian apa. Yaaaah, nyesel juga sih ketika harus melewatkan kesempatan ini. Tapi saya yakin rencana Tuhan lebih baik daripada rencana dan keinginan saya.

Esoknya saya mengikuti tes kesehatan yang diadakan di RSUD Kota Semarang. Tes berupa cek fisik (tinggi dan berat badan), tensi/tekanan darah, EKG, cek darah, cek urin dan rontgen. Sudah seminggu lebih sejak tes diadakan dan belum ada pengumuman hasil tes kesehatan. Malahan ada beberapa peserta yang dipanggil untuk mengikuti tes kesehatan lanjutan, untuk cek ulang dan memastikan hasil tes kesehatan sebelumnya. Aaaaaaaa, rasanya udah nggak betah banget nganggur kelamaan di rumah, ditambah lagi perasaan harap-harap cemas menantikan pengumuman. Sehari-hari jadi meracau dan menggalau gara-gara bosen nganggur. Sampe-sampe tiap ada kesempatan, saya cek mulu website BPJS dan nggak capek-capek mantengin forum di Kaskus.

Akhirnya, semalem (Senin, 10 Februari 2014) setelah dapet kabar dari salah seorang teman dan saya pantengin forum di Kaskus, pengumuman keluar juga. Waaaaa, sambil harap-harap cemas, saya download pdf pengumuman hasil tes kesehatan. Agak khawatir juga, soalnya ada 77 peserta dari seluruh Indonesia yang harus ikut tes kesehatan ulang. Takutnya saya masuk di daftar nama tersebut. Bahkan saya pantau di forum Kaskus juga, ada peserta yang nggak lolos karena tinggi badan kurang, buta warna, dll. Ini membuktikan bahwa tes kesehatan bukan formalitas! Di tahap akhir aja masih ada yang nggak lolos juga karena tidak memenuhi standar kesehatan dan kriteria fisik yang ditentukan. Merinding waktu baca komen mereka. Saya jadi ikutan sedih dan prihatin. Gimana rasanya nggak lolos, padahal udah berjuang jauh banget sampe tahap akhir :"

Satu persatu saya cek nama saya di daftar nama peserta yang dinyatakan lolos daaaannn nama saya ada! Saya dinyatakan lolos tes kesehatan. Puji Tuhan! Seneng sih iya, tapi jujur, saya nggak surprise banget karena emang dari awal, saya nggak berekspektasi bisa keterima di BPJS, melihat banyaknya jumlah peserta yang mengikuti tes ini dari awal sampai akhir. Selain itu, hati saya masih ingin kerja di media. Tapi saya harus bersyukur dan tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, karena di sisi lain banyak yang ingin berada di posisi saya. Yakali saya malah mau buang gitu aja. Saya juga percaya bahwa ini adalah jalan dan rencana Tuhan. Bahwa kadang ada kejutan di balik rencana Tuhan. Kadang Ia memberikan sesuatu yang tidak kita duga, sesuatu  yang nggak pernah kita lihat, yang nggak pernah kita dengar dan nggak pernah kita pikirkan, tapi Tuhan sediakan. Dan saya percaya bahwa semua pasti akan indah pada akhirnya, Ia tahu mana yang terbaik untuk saya.

Setelah ini, denger-denger sih minggu depan akan ada pelatihan gitu. Ya pokoknya minggu2 ini saya mesti siap mental untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya, meskipun belum resmi melepas gelar 'Jobseeker' sih, soalnya belum bener-bener kerja, masih pelatihan juga. This is only the end of my journey as a jobseeker, hanya akhir dari perjuangan saya untuk lepas dari jerat jobless, justru ini adalah awal perjuangan dan perjalanan saya sebagai pekerja dalam mengarungi dunia kerja yang nyata. Welcome to the jungle! Welcome to the real life!


***

Selasa, 04 Februari 2014

Jobseeker's Journey (4)

Jakarta (Again and Again)...

Akhirnya sampailah lagi saya di Jakarta dengan menumpang kereta Senja Utama pada hari Rabu. Senang sekali rasanya bisa kembali menginjakkan kaki di kota ini. Esoknya, saya siap untuk mengikuti interview user untuk program BDP MNC TV. 

Ada sekitar 50an orang yang hari itu mengikuti interview dan dibagi menjadi dua kloter, pagi dan siang. Saya kebagian kloter pagi. Saat interview, saya baru tahu kalo ternyata psikotest dilaksanakan dalam beberapa kloter. Kirain cuma pas saya aja, tapi ternyata juga ada hari lain. Saat interview, saya kebagian paling akhir. Udah siang banget dan sempat kepotong jam makan siang. 

Ada empat orang yang meng-interview saya hari itu. Semacam interview panel gitu lah. Saya ditanyain apa posisi yang saya mau, pengalaman kerja di radio, kegiatan waktu kuliah, siap nggak kerja dalam tekanan dan sistem shifting, kalo misalnya jadi tim kreatif mau bikin acara apa, dll. Interview sih berjalan lancar dan saya sendiri juga berharap bisa lolos. Tapi yang sedikit menjadi catatan adalah ketika salah satu interviewer bilang suara saya terlalu lembut buat jadi reporter, nanti kalo lagi liputan di tempat yang crowded gimana dong. Dan saya pun langsung hopeless...

Sehari setelah interview, saya kembali mendapat telepon dari MNC TV. Duuh, jangan-jangan saya lolos program BDP nih. Dan ternyata, bukan itu sodara-sodara! Saya dialihkan untuk mengikuti program reguler untuk posisi Corporate Secretary, semacam humas gitu. Saya dijadwalkan untuk interview hari Senin. Yaudah, saya ambil aja kesempatan itu dengan harapan tes ini bersifat paralel, artinya tes BDP saya tetap jalan sementara saya mengikuti tes di program reguler.

Hari Senin saya kembali lagi untuk interview dengan Bapak Hafiz. Ada sekitar 7 orang yang dipanggil dan itu cewek semua. Kemudian saya bertanya sama salah satu HRDnya, apakah saya masih ada harapan di program BDP. Jawaban si mbak ini membuat saya kaget dan langsung nggak semangat buat nglanjutin interview. Ternyata saya nggak lolos program BDP, makanya dialihkan ke program reguler. Dari sini saya mendapatkan pelajaran bahwa interview berjalan dengan lancar juga belum menentukan bahwa kita akan diterima. Karena yang dilihat bukan dari lancarnya tapi dari kecocokan antara kepribadian kita yang tampak saat interview dengan pekerjaan yang kita lamar. Sedih banget rasanya. Saya kan maunya di BDP, itu juga yang dirasakan oleh dua peserta tes lain yang akhirnya memilih untuk mundur daripada melanjutkan interview. Saya sih memilih untuk tetap menjalani tes, dicoba dulu aja deh. Siapa tau rejeki...

Saat interview, saya dikasih tau kalo ada dua posisi yang dibutuhkan yaitu untuk Social Media dan Call Center. Kirain call center kayak di provider gitu, yang tugasnya nerima telepon, ternyata bukan. Yang dimaksud Call Center itu kayak koordinator, jadi menghubungkan pihak luar dengan panitia di dalam kalo lagi ada event. Saya sendiri lebih tertarik ke Social Media.

Beberapa hari setelah interview, saya mendapatkan telepon dari rumah, katanya saya lolos psikotest di BPJS-Kesehatan! Kaget juga sih, soalnya belakangan udah jarang ngecek pengumuman di website karena udah kelamaan nunggu sekitar 3 minggu dan belum ada pengumuman. Akhirnya saya pulang lagi untuk mengikuti tes tahap selanjutnya, yaitu interview user di Semarang pada hari Minggu.

Hari Jumat saya udah sampai di rumah dan siangnya langsung dapat telepon dari MNC TV (lagi)! Setelah saya terima, ternyata saya lolos interview kemarin dan hari Rabu diminta untuk datang kembali mengikuti tes FGD (Focus Group Discussion) dan interview dengan Bapak Ray Wijaya, beliau adalah Pemimpin Redaksi, Vice President News dan Corporate Secretary di MNC TV. Sempat bingung juga, saya ambil atau nggak. Setelah konsultasi sama mama, akhirnya saya boleh kembali lagi ke Jakarta setelah mengikuti interview user di BPJS-Kesehatan. Kata mama, yang penting fokus interview di Semarang dulu. Habis itu, baru mikir buat yang di Jakarta. Baiklah...

Akhirnya tibalah juga saya pada hari yang mendebarkan, yaitu interview user BPJS-Kesehatan. Saya datang kepagian dan disambut hujan deras. Pokoknya bener-bener enak banget buat tidur. Yang lain masih pada semangat belajar materi tentang BPJS-Kesehatan, sementara saya sibuk main Pokopang, daripada belajar malah bikin tambah ngantuk -,-

Saya kebagian diinterview oleh 3 orang bapak-bapak. Beliau adalah kepala bagian/bidang di Divisi Regional Jawa Tengah. Saat interview, saya diminta kasih skor untuk diri saya antara 10-100, menceritakan diri sendiri, menceritakan kekurangan dan kelebihan, pengalaman kerja di radio, tentang keluarga, siap nggak ditempatkan di luar Jawa, saya juga diminta ngomong pakai bahasa Inggris. Sempat dikira joki juga, soalnya foto dan wajah saya beda banget (yaiyalah, yang di foto itu didandanin menor banget. Udah kayak ondel2 aja, haha). Trus juga bapaknya menyayangkan, kenapa saya nggak berpakaian rapi dengan blazer kayak di foto (karena waktu itu saya cuma pakai kemeja kerja lengan pendek dan rok), padahal kata bapaknya, penampilan juga penting (duuhh, langsung tepok jidat dalam hati).

Hari Selasa saya berangkat pagi dari Solo dengan naik kereta Argo Lawu yang dijadwalkan tiba sore harinya di Jakarta. Pas di kereta, saya dapet telepon lagi dari MNC TV, kirain dibatalin interview dan FGDnya, ternyata ngasih tau kalo jadwal di reschedule jadi hari Kamis. Syukurlah, hari Rabunya saya bisa istirahat...

Hari Kamis, saya kembali mengikuti tes di MNC TV. Ada enam orang yang mengikuti tes tersebut, yang satu saya kenal karena satu kloter waktu interview dengan Pak Hafiz tempo hari. Yang lain saya nggak kenal, ternyata baru saya tau kalo interview sebelumnya juga dibagi menjadi dua kloter. Sebenernya sih ada 7 orang yang lolos, tapi yang satu nggak dateng. 

Tes pagi itu diawali dengan FGD bersama bapak Hafiz dan dua orang dari Corporate Secretary. Materi soal social media. Kami diminta untuk membuka gadget masing-masing dan diminta untuk menganalisa Twitter serta Fanpage MNC TV. Sialnya, gadget saya pagi itu bener-bener lemot karena sinyal provider yang lemah di tempat itu. Bener-bener hopeles banget, rasanya pengen sembunyi di pojokan ruangan. Tapi bukan saya sendiri yang mengalami susah sinyal, ada satu peserta lain yang mengalami nasib sama. Yaudah, akhirnya saat diskusi, saya lebih banyak abstain, nggak banyak bicara atau memberikan saran, apalagi kasih kesimpulan. Saya hanya bicara kalo saya ngerti sama materi, bukan sekedar ngomong buat menyatakan eksistensi. 

Setelah FGD, kami diminta untuk nge-tweet sesuatu yang berhubungan dengan MNC TV, kemudian juga laporan ada berapa banyak yang me-retweet atau me-reply tweet tersebut. Maaakkk! Tambah pusing aja saya. Mana followers saya lebih dikit dari peserta lain. Siapa juga yang mau me-retweet tweet saya. Mana saya juga jarang update di Twitter. Duuh, pokoknya bener-bener hopeless banget deh -,-

Setelah istirahat siang, tes berlanjut ke interview dengan Pak Ray Wijaya. Saya kebagian urutan pertama. Ada banyak hal yang ditanyakan, seputar social media, apa yang kamu ketahui tentang MNC TV, menilai diri sendiri, pengalaman kerja di radio, siapa teman terdekatmu, dll. Seperti biasa, interview berjalan dengan lancar. Intinya, katakan apa yang ingin kamu katakan, jadi diri sendiri dan nggak perlu nervous...

To Be Continued...

Senin, 03 Februari 2014

Jobseeker's Journey (3)

Home Again...

Akhirnya saya pulang ke rumah dengan sedikit berat hati. Tapi saya percaya bahwa ada rencana Tuhan di balik semuanya ini. Hari Sabtu, saya mengikuti tes tahap selanjutnya di BPJS-Kesehatan yaitu tes komputer di Unisbank Semarang. Ada sekitar 500an lebih peserta yang lolos ke tahap ini dan dibagi menjadi beberapa kloter. Saya kebagian kloter akhir yaitu jam 12.00 dan seperti biasa, tes hari itu saya awali dengan ke-hectic-an karena saya berangkat mepet dari rumah dan kejebak macet di jalan. Udah panik banget. Awalnya mau nyoba naik BRT Trans Semarang, tapi karena ngejar waktu, akhirnya saya naik taksi. Agak takut dan trauma juga sih, takutnya diputer-puterin atau taksinya jalan lambat sementara argo larinya kenceng, karena saya juga kurang paham jalanan di Semarang. Tapi syukurlah, taksi yang saya tumpangi tersebut dikendarai oleh sopir yang jujur dan baik.

Sesampainya di gedung kampus, teman saya dari awal kuliah (sampai lulusnya aja juga barengan, haha) sudah menanti. Dia lolos juga di tes awal dan berhasil masuk tahap selanjutnya bersama saya. Perjuangannya luar biasa loh. Dia berangkat langsung dari Jakarta malam sebelumnya setelah mengikuti interview dan tes kesehatan untuk rekrutmen CPNS di BNN. Dia belum sempat pulang ke rumah dan langsung menuju ke lokasi tes.

Materi tes hari itu berupa Microsoft Word (membuat surat), Excel (tabel dan rumus hitung) dan Power Point (presentasi). Masing-masing peserta diberi waktu kurang lebih 90 menit untuk menyelesaikan seluruh soal tersebut. Untuk soal Word, saya kerjakan dengan cepat karena sisa waktu lebih akan saya gunakan untuk mengerjakan soal Excel yang lebih sulit dan rumit. Setelah itu saya kerjakan soal Excel dengan memakan waktu lebih lama. Yang terakhir baru mengolah presentasi dan Power Point. Akhirnya saya selesai mengerjakan soal tersebut dengan menyisakan waktu 15 menit. Sepanjang sisa waktu tersebut saya gunakan untuk mengoreksi kembali, siapa tau ada salah penulisan atau kesalahan lain yang terlewat. Tes tersebut saya lalui dengan perasaan lebih lega daripada tes sebelumnya yang pernah saya jalani.

Dan sepertinya Tuhan begitu baik dengan tidak membiarkan saya menganggur, bengong dan resah gelisah karena harus menanti pengumuman tanpa melakukan apa-apa. Hari Senin, saya jalan-jalan lagi (hehe) ke Jogja buat mengikuti tes awal Wardah Cosmetics (Paragon Technology and Innovation - PTI). Jadi ceritanya, mereka mengadakan reschedule untuk yang minggu lalu tidak bisa menghadiri tes. Saya dapat jadwal kloter akhir jam 14.00 tapi udah berangkat dengan menumpang kereta Madiun Jaya yang dijadwalkan tiba di Jogja sekitar pukul 10.00. Sisa waktu 4 jam saya habiskan untuk menunggu bersama teman saya yang kuliah di Jogja.  Tes awal itu berupa tes logika dan tes Paulin (lagi!). Tapi syukurlah, ada kemajuan ketika saya mengerjakan soal tes Paulin untuk kedua kalinya ini. Speed saya jauh bertambah, bahkan saya minta nambah lembar.


Kemudian, kurang dari seminggu setelah tes komputer, saya mendapatkan SMS dari BPJS-Kesehatan yang menyatakan bahwa saya lolos ke tes tahap selanjutnya yaitu psikotest. Perasaan kaget, senang, cemas dan sedih bercampur aduk menjadi satu. Kaget karena tidak menyangka saya bisa lolos ke tahap selanjutnya, senang karena saya bisa lolos, cemas karena bagi saya, psikotest adalah tahapan yang paling 'mematikan'. Saya trauma karena gagal di aptitude test Bank Mandiri dan saya juga berpikir bahwa psikotest saya di MNC TV juga gagal, karena sudah hampir 3 minggu tidak kunjung mendapatkan kabar/panggilan (soalnya HRDnya bilang, pengumuman paling lambat 3 minggu). Ada perasaan takut jika kegagalan itu terulang lagi di psikotest BPJS-Kesehatan tersebut. Saya juga sedih, karena satu-satunya teman seperjuangan saya harus gagal di tes ini. Tapi syukurlah, ternyata dia lolos dalam seleksi CPNS BNN. Mungkin benar bahwa rejeki seseorang tidak mungkin tertukar dengan yang lainnya. Setiap orang sudah memiliki rejeki masing-masing.

Akhirnya, tibalah saya pada hari yang membuat saya takut, psikotest! Tapi dengan dukungan dan doa dari orang-orang di sekitar, saya berusaha melalui tes tersebut dengan tenang. Saya kerjakan semampu saya dan sebisa saya. Materi tes berupa soal-soal psikotest umum yang rata-rata juga digunakan di perusahaan atau BUMN. Saya juga sempat menjumpai tes serupa waktu psikotest di MNC TV, jadi sudah tidak begitu asing lagi. Tes dilanjutkan dengan wawancara psikolog. Tim psikolog tersebut didatangkan dari UII Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan seputar diri sendiri, motivasi kenapa saya melamar kerja di tempat tersebut, kegiatan yang saya lakukan selama kuliah. Psikolog juga sempat menanyakan, kenapa saya melamar pekerjaan di tempat yang tidak ada sangkut pautnya dengan jurusan saya yang idealnya kerja di media. Intinya sih, nggak perlu nervous, santai, berbicara dengan jelas dan tenang, bersikap jujur, gesture juga diperlukan biar nggak keliatan kaku, tapi jangan gunakan gesture yang berlebihan, sewajarnya aja.

Dan satu beban terangkat setelah saya mengikuti psikotest. Yang penting saya sudah berusaha, hasilnya saya serahkan pada Tuhan. Tapi rupanya, masih ada kegalauan lain yang menyerang saya dan belum saya tuntaskan. Beberapa hari sebelum psikotest, saya mendapatkan SMS undangan psikotest di Trans Tv pada 31 Desember 2013. Aaaaaaa! Kesempatan kerja di media! Ini passion saya! Ini keinginan saya! Kemudian saya utarakan keinginan saya pada mama saya, kali aja dikasih ijin buat balik Jakarta lagi. Tapi ternyata, saya tidak mendapatkan ijin untuk menghadiri tes tersebut. Dengan perasaan sedih dan sangat berat sekali, akhirnya saya lepaskan  kesempatan tersebut :'(

Tapi, ketika satu kesempatan tertutup, kesempatan lain pasti terbuka. Setelah tahun baru, ada pengumuman bahwa saya lolos tes tahap awal Wardah Cosmetics. Akhir minggu itu, ada undangan untuk mengikuti psikotest lengkap di Graha Karir ECC UGM. Baiklah, saya pun  mengikuti tes tersebut. Lagi-lagi saya kebagian kloter paling akhir. Materi psikotest berupa gabungan soal-soal yang pernah saya jumpai sebelumnya ketika psikotest di MNC TV dan BPJS-Kesehatan seperti tes CFIT, IST, Draw A Man, Baum Tree, tes kepribadian yang berjumlah 250 butir, dll. Mungkin karena saya sudah pernah menemui tes serupa, saya mengerjakan tes tersebut tanpa kesulitan, kecuali pada tahap imajinasi bangun ruang. Itu loh, yang kubus dengan titik dan garis di sisi-sisinya, kemudian mencari bentuk yang sama jika dibolak-balik. Di sini saya bener-bener blank -,-

Setelah psikotest Wardah, saya nganggur lumayan lama. Kegalauan dan perasaan hopeless juga kembali melanda. Perasaan H2C alias harap-harap-cemas mulai melanda karena belum ada pengumuman hasil dari psikotest BPJS-Kesehatan. Dan saya anggap psikotest di MNC TV sudah gagal karena sudah hampir sebulan, artinya sudah lewat 3 minggu dan saya belum juga dihubungi. Tapi benar kata mama saya, ketika kamu sudah mencapai titik puncak keputus-asaanmu, jangan langsung berhenti dan menyerah, karena itu artinya kamu sudah dekat dengan keberhasilan. Hari Senin, saya mendapat telepon dari MNC TV dan diundang mengikuti interview user untuk program BDP pada hari Kamis. Perasaan senang dan semangat kembali menjalar di tubuh saya. Jakarta lagi! Selangkah lebih dekat untuk kerja di industri media! Dengan semangat, saya beli tiket kereta untuk keberangkatan hari Selasa. Jakarta, I'm coming!!

To Be Continued...

Sabtu, 01 Februari 2014

Jobseeker's Journey (2)

Welcome to Jakarta...

Akhirnya kereta Senja Utama membawa saya ke Jakarta. Rabu dini hari, saya tiba di Stasiun Pasar Senen. Ini adalah kali pertama setelah (entah) berapa puluh tahun nggak menginjakkan kaki di tanah ibukota. Terakhir saya ke Jakarta adalah ketika saya masih SD (duuh, udah lama banget kan). Di Jakarta, saya tinggal di rumah tante saya di daerah Jakarta Barat. Lumayan lah, akses kemana-mana nggak begitu jauh dan mudah.

Esoknya, saya berangkat pagi untuk mengikuti tes di LPDB-KUMKM di daerah Gatot Subroto. Bener-bener berangkat pagi, takutnya terjebak macet. Di sana udah banyak peserta yang datang. Sekitar 800-an orang dan ada 30-an orang di formasi yang saya lamar yaitu Pengendali Piutang. Agak ciut juga nyali saya karena pesertanya adalah orang-orang berpengalaman. Rata-rata mereka udah bekerja selama beberapa tahun di bank, sementara saya fresh graduate dari jurusan yang sama sekali nggak ada sangkut pautnya sama koperasi.

Sebelum test, ada pengarahan dari panitia, katanya sih kami 800an orang ini termasuk yang beruntung, karena ada 5000 pelamar online lainnya yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti test awal ini. Oh, banyak juga ternyata. Dan tau nggak mereka cuma butuh berapa orang? cuma 58 orang! Duh, udah makin hopeless aja nih saya. Test dilaksanakan selama 2jam berupa materi umum mengenai koperasi dan perbankan, serta beberapa soal logika, hitungan, verbal dan bahasa Inggris. Saya bener-bener blank mengenai perbankan karena background kuliah saya jauh dari dunia keuangan ini. Akhirnya saya kerjakan dengan metode pengawuran.

Sebenernya, setelah tes hari Kamis, saya berencana langsung pulang kampung keesokan harinya. Tapi lepas saya tes, baru juga turun dari busway, ada telepon dari nomer asing dengan kode Jakarta. Saya pikir dari panitia tes tadi, mungkin saya kelupaan mencantumkan identitas atau apa. Setelah saya terima, ternyata perkiraan saya salah. Telepon tersebut adalah panggilan tes BDP (Broadcast Development Program) di MNC TV yang mengundang saya untuk mengikuti psikotest hari Senin. Saya senang sekali karena saya tidak mengira bakal dipanggil, soalnya saya apply lamaran lewat situs lowongan kerja Jobstreet. Saya kira kalo lamaran via situs seperti itu, nggak bakal digubris. Selain itu, bekerja di media televisi emang udah jadi keinginan saya. Bekerja di media juga sesuai dengan basic pendidikan saya. Akhirnya, saya menunda kepulangan saya dan mengikuti tes tersebut.

Pagi itu, sebelum mengikuti psikotest BDP MNC TV, saya mengikuti tes lainnya terlebih dahulu, yaitu tes kesabaran dan uji kepanikan! Hari itu hari Senin yang menurut saya adalah hari terhectic di kota yang hectic. Saya berencana naik busway tapi ternyata halte udah penuh sesak dan busway tak kunjung lewat. Padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul 7. Akhirnya saya dan tante saya (yang juga ikut mengantar saya tes) memutuskan untuk menumpang taksi, padahal jarak sangat jauh. Bayangin aja, dari Barat ke Timur, dari Jakarta Barat ke MNC TV di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur. Untungnya jalan masih lumayan sepi dan belum begitu macet. Tapi rupanya taksi yang kami tumpangi adalah taksi nakal dengan tarif kuda. Entah berapa duit yang harus tante saya keluarkan untuk membayarnya tapi yang pasti, I owe her for that. Thankyou, Auntie :')

Sempet panik karena takut telat, tapi ternyata test molor dilaksanakan dan dimulai pukul 09.00. Ada sekitar 25an orang yang mengikuti tes. Saya sempet mikir, kok dikit banget. Apa emang udah diseleksi atau masih ada kloter lain di hari berikutnya. Entahlah. 

Tes dilaksanakan di studio yang dinginnya, maaaakkk! macem di kutub (kayak udah pernah ngrasain dinginnya kutub aja, hahahaa). Dan parahnya, ini AC di studio nggak bisa dikecilin. Mana saya pakai kemeja lengan pendek. Fortunately, saya dikasih pinjam jaket sama mbak Anisa, HRD yang mengawasi jalannya psikotest ini. Tapi tetep aja, jari-jari tangan saya kaku saking dinginnya. Mana ada tes Paulin (itu tuh, tes hitung yang angkanya berderet dari atas ke bawah, kiri ke kanan dan lebar kertasnya macem koran). Udah kedinginan, harus ngerjain soal hitung segitu banyaknya dan itu merupakan pengalaman pertama saya mengerjakan tes Paulin. Saya jadi makin hopeless ketika ada soal, macem wawancara tertulis dengan bahasa Inggris, ditanyain beberapa hal soal MNC TV dan jawaban saya banyak yang ngaco -___-"

Ada banyak rangkaian test hari itu, pertama dari jam 09.00-12.00, kemudian istirahat siang selama kurang lebih sejam. Kemudian berlanjut dari jam 13.00-15.00, untungnya udah nggak di studio lagi tapi di ruangan yang suhunya lebih nyaman daripada yang tadi.

Setelah test, saya mendapat panggilan test via SMS dari ECC UGM, bahwa saya diundang untuk mengikuti psikotest Wardah Cosmetics yang dilaksanakan besok, hari Selasa di Graha ECC UGM Yogyakarta. Saya pun mengabaikan panggilan tersebut karena keterbatasan waktu dan tenaga untuk mengejarnya.

Saya melewati hari di Jakarta dengan perasaan harap-harap cemas. Saya sih berharap dapat panggilan untuk mengikuti test selanjutnya dari BDP MNC TV atau LPDB-KUMKM, tapi apa daya, beberapa hari kemudian saya dapat kabar buruk bahwa saya tidak lolos test di LPDB-KUMKM dan belum juga ada kabar dari MNC TV. Selain itu, orangtua juga meminta saya untuk segera pulang karena ternyata saya lolos tes di BPJS-Kesehatan dan ada undangan untuk mengikuti test tahap selanjutnya di Semarang minggu itu juga. I have no reason to stay any longer here. Meskipun sebenernya saya pengen lebih lama tinggal di Jakarta. Saya sebenernya juga tidak menyangka bisa lolos tes di BPJS, karena melihat banyaknya jumlah peserta di tes awal dan cara mengerjakan saya yang serba ngawur.

Akhirnya, hari Kamis, saya memutuskan untuk pulang dengan naik bus. Pengennya sih naik kereta, tapi tiket udah pada habis. Maklum, saat itu bebarengan dengan libur anak sekolah. Saya pulang dengan sangat sedih, karena saya sendiri sih pengennya tinggal di Jakarta lebih lama, syukur-syukur bisa kerja di sana, apalagi kalo kerjanya di TV. Tapi kadang apa yang kita inginkan memang tidak harus kita dapatkan. Saya percaya bahwa Tuhan memberikan sesuatu sesuai dengan apa yang saya butuhkan, bukan apa yang saya inginkan...

To be continued...

Jobseeker's Journey (1)

And the journey begins...

Hei guys! I'm coming back and ready to share my new experience as a jobseeker. FYI aja sih, jadi jobseeker itu nggak gampang. Butuh mental yang kuat dan usaha. Bahkan kadang gagalnya usaha kita buat cari kerja dan lamanya menganggur tanpa ada kegiatan juga bikin kita jadi depresi. Kalo ada yang uring-uringan, ngerasa diri paling kurang beruntung, putus asa dan bahkan depresi karena kelamaan nganggur, kalian nggak sendiri! Saya juga pernah merasa seperti itu di masa penantian saya untuk mendapatkan kerja. Kecewa, nggak lolos tes rekrutmen, lamaran di tolak, udah jadi makanan buat para jobseeker. Apalagi kalo temen-temen seperjuangan semasa kuliah dan temen-temen yang wisudanya seangkatan udah pada dapet kerja. Tapi kalo kalian cuma depresi dan meratapi nasib tanpa ada niatan buat move on dari jeratan jobless, kalian juga bakal tetep gitu-gitu aja. Jadi intinya adalah aktif, berdoa dan berusaha.

Nah, di sini saya mau share pengalaman saya selama kurang lebih 5 bulan menganggur terhitung sejak saya wisuda bulan September tahun lalu. Saya juga akan share rangkaian tes di berbagai perusahaan/instansi yang pernah saya ikuti. 

Pertama, saya mau cerita dulu masa nganggur saya pasca wisuda. Seneng rasanya bisa wisuda, ada rasa bangga dan lega karena udah berhasil menyelesaikan studi selama empat tahun pas. Seneng karena bisa melewati masa sulit dan tergalau selama kuliah, yaitu mengerjakan skripsi. Tapi jangan seneng-seneng dulu. Wisuda hanya akhir dari masa studi, tapi bukan berarti akhir dari perjuanganmu. Justru momen wisuda adalah awal dari perjuangan kamu untuk mengarungi hidup yang sebenarnya dan tentunya diawali dengan mencari kerja atau memulai usaha buat kamu yang pengen jadi wiraswasta. Nggak mungkin kan kamu mau nganggur dan menggantungkan hidup terus sama orangtua. 

Setelah wisuda, saya emang masih ada kegiatan siaran yang udah saya jalani sejak kuliah. Lumayan lah buat ngisi waktu dan nambah uang saku. Karena lepas kuliah, malu juga kalo mesti minta uang saku ke orangtua. Setelah wisuda, saya jadi rajin online dan browsing lowongan kerja. Apply lamaran kerja secara online baik via email maupun situs gratis penyedia lowongan kerja. Dan saya juga lupa entah udah berapa kali saya apply lamaran kerja saking banyaknya. Pokoknya tiap ada kesempatan dan jurusan saya masuk di persyaratan, saya bakal apply. Tapi sayangnya, meskipun sudah apply banyak lowongan, saya belum kunjung dapat panggilan tes juga. Frustasi? Iya! jelas! 

Kemudian saya juga ikut jobfair di kampus saya. Lumayan, ada bank-bank besar yang buka lowongan ODP, yaitu Bank Mandiri dan Bank BRI. Saya apply semuanya. Tapi akhirnya saya memilih mengikuti tes Bank Mandiri karena jadwal interview awal di BRI bertumbukan dengan jadwal tes tahap 3 di Bank Mandiri. Tapi sayangnya saya gagal di tengah jalan, yaitu tidak lolos di aptitude test. Masa setelah saya lulus, banyak kementerian, instansi dan daerah yang membuka lowongan CPNS. Akhirnya saya ikut melamar di salah satu instansi meskipun saya nggak begitu niat juga menjadi PNS. Ada tes online bagi pelamar di instansi tersebut dan sayangnya saya nggak lolos juga. Saya jadi merasa bodoh dan kurang beruntung. Depresi juga. Yakali baru tes online aja udah nggak lolos coba :(

Saya juga sedih karena harus melewatkan jobfair besar di salah satu perguruan tinggi ternama di kota tetangga. Saat itu saya harus siaran dan agak kesulitan kalo harus ubah jadwal selama dua hari berturut-turut.  Nggak enak juga kalo harus merepotkan yang lainnya, karena saat itu weekend dan penyiar lain tentu sudah punya acara masing-masing. Akhirnya saya melewatkan kesempatan itu. Atas saran mama saya, saya resign dari radio tempat saya bekerja. Pertimbangannya adalah biar saya fokus buat cari kerja dan punya banyak waktu luang kalo sewaktu-waktu ada panggilan test. Per bulan Desember, saya resmi resign dari radio yang udah dua tahun menampung saya untuk jadi penyiarnya. Sempat depresi juga selama seminggu setelah saya resign karena tidak ada kegiatan. Padahal biasanya saya ada kegiatan siaran meskipun cuma empat jam sehari. 

Kemudian, doa dan usaha saya seperti terjawab dan keputusan saya untuk resign adalah jalan yang tepat. Pas seminggu setelah saya resign ada SMS panggilan test dari LPDB-KUMKM dan itu di Jakarta! Wow, jauh sekali. Tapi dengan segala daya upaya dan usaha, saya ikuti tes tersebut. SMS datang hari Senin dan test dijadwalkan hari Kamis. Fortunately, saya masih dapet tiket kereta ke Jakarta dan berangkat hari Selasa sore dengan menumpang kereta api Senja Utama. Tapi kemudian kekacauan datang setelah sorenya saya dapat SMS dari BPJS-Kesehatan (sebelumnya Askes), bahwa ada jadwal Test TPA-TPU di GOR Jati Diri Semarang besok! hari Selasa! Jam 8 pagi! Padahal itu hari Senin. Kebayang nggak betapa pusingnya saya harus memilih mengikuti tes mana, padahal tiket kereta ke Jakarta sudah di tangan. Akhirnya saya memilih untuk tetap mengikuti tes di Semarang, berangkat pagi dari rumah bersama papa dan sudah sekalian packing untuk ke Jakarta. 

Pagi itu, dengan penuh perjuangan karena harus jalan kaki sekitar 2-3km, sampai juga saya di GOR Jati Diri. Melihat jumlah peserta aja saya udah hopeless. Ada ribuan peserta (termasuk saya dan satu teman saya) dan semua pengen jadi pegawai BPJS-Kesehatan. Itu baru region Jawa Tengah, belum juga region lain di seluruh Indonesia. Mana soal tesnya juga susah, karena isinya pengetahuan tentang BPJS-Kesehatan, saya bener-bener masih awam dan nggak ngerti soal asuransi kesehatan, saya juga sama sekali nggak belajar. Fool me! Akhirnya saya kerjain soalnya dengan intuisi, ngitung kancing, ngitung rusuk genteng gedung, mengira-ngira mana yang keliatannya bener. Pokoknya serba ngawur, karena ini soal yang jawabannya pasti, nggak bisa dinalar. Terlepas jawaban saya benar/salah, yang penting saya kerjakan semua karena nggak ada pengurangan nilai jika jawaban salah. Soalnya sekitar 100an dikerjakan selama kurang lebih dua jam. Karena saya udah buneg menghadap soal yang saya sama sekali nggak ngerti dan ngeliat banyaknya jumlah peserta, saya memilih untuk keluar gedung sebelum waktunya dengan perasaan hopeless. Nggak ngarep deh pokoknya kalo ngeliat saingannya sebanyak itu dan cara pengerjaan saya yang serba ngawur.

Usai tes di Semarang, saya langsung meluncur ke Solo untuk menanti kereta Senja Utama yang akan membawa saya ke Jakarta. Syukurlah, saya masih bisa mengejar waktu, bahkan masih sempat istirahat dan makan siang...

To be continued...