Kamis, 19 Februari 2015

Lupa Berkaca!

Kadang kita lupa berkaca
Atau memang tak punya kaca
Atau sengaja menyembunyikannya
Ketika kita jatuh cinta

Kadang mati logika kita
Atau lupa punya logika
Karena kekaguman pada sosok yang kita cinta

***

Ya, kadang kita lupa berkaca ketika sedang jatuh cinta. Kita lupa siapa diri kita, kita lupa berkaca seperti apa diri kita dan lupa merefleksikan diri, apakah kita layak dan pantas untuknya. Kadang melambung harapan kita, tinggi tak menjejak daratan, dengan balon-balon harapan yang membawa kita terbang. Harapan yang muncul karena, ya tadi, kita lupa berkaca. Pura-pura lupa pada diri kita sendiri, lupa mengukur kemampuan diri sendiri, sejauh mana hal yang kita punya ini sanggup meraih sosok yang kita harapkan. Tidak, maksud saya berkaca di sini bukan hanya soal fisik semata atau perkara apa yang kita punya. Tapi juga diri kita seutuhnya, termasuk kebaikan dan keburukan yang ada di dalamnya, yang awalnya tak terungkap namun lama kelamaan akan tertangkap..

Kadang kita mendadak amnesia, bahwa karakter kita yang seperti ini tidak cocok untuk dia yang seperti itu. Atau tentang kisah Cinderella yang tidak akan menjadi sesuatu yang nyata, kita lupa apa yang ia miliki jauh di atas kita, dia lebih layak untuk mendapatkan yang terbaik. Karena kita tidak cukup baik untuknya. Apa yang kita punya tak sanggup mengimbangi apa yang ia miliki. Ya meskipun kita tahu, kadang cinta tidak mengenal kelas dan kasta, apa yang kau punya dan apa yang ku punya, atau seperti apa wujud dan rupa, seberapa jauh beda usia serta seburuk apa sikap dan sifatnya.

Pada intinya, untuk bisa menerima kegagalan sebuah hubungan, untuk bisa memahami kenapa orang yang kita cinta tidak membalas perasaan kita, salah satunya adalah dengan berkaca. Pantaskah kita untuknya? layakkah kita bersanding dengan dia? Sebandingkah kebaikannya dengan apa yang kita punya? Dengan begitu kita akan merelakannya pergi mencari yang terbaik untuknya, yang layak dan pantas bersamanya. Dan sebaiknya kita berkaca, mematut diri, merias diri merapikan apa yang kita miliki, untuk menerima berkah yang baik dan sebanding dengan apa yang ada dalam diri kita. Semoga!.

***

1 komentar:

  1. Menarik mbak.
    seperti koarannya, Aku Buta, Aku Gila -- Otong "Koil". :)))

    BalasHapus