Rabu, 05 September 2012

Tentang Pencitraan

Pernah denger istilah 'pencitraan'? kalo anak komunikasi atau public relations, pasti akrab banget sama istilah  ini. Pencitraan adalah usaha agar publik memandang si pelaku sesuai dengan kesan atau citra yang diinginkan oleh pelaku ini. Belakangan, pencitraan nggak hanya dilakukan oleh perusahaan utamanya sebagai salah satu peran yang dilakukan oleh Public Relations (PR) saja, tapi juga bisa dilakukan oleh individu, baik yang terikat oleh perusahaan maupun yang ingin dipandang sebagai individu itu sendiri. Di sini saya nggak akan membahas mengenai teori, tapi hanya menyampaikan sedikit opini.

Pandangan awam masih banyak menganggap bahwa pencitraan adalah tugas utama dari PR dan hanya dilakukan oleh PR saja. Padahal, pencitraan ini baiknya dilakukan oleh siapapun, terutama bagi perusahaan yang bersifat terbuka dan berhubungan langsung dengan masyarakat. Kalo menurut saya, fungsi pencitraan ini bisa ditanamkan kepada seluruh karyawan (utamanya yang berhubungan dengan customer), satpam bahkan office boy. Sekarang contohnya begini, kalau kita datang ke sebuah perusahaan untuk mengajukan proposal kegiatan, lamaran kerja, dll, pasti yang ada di barisan depan adalah satpam atau receptionist. Nah, mulai dari sini, fungsi pencitraan bisa dijalankan, misalnya mereka dikoordinasikan untuk menerima tamu dengan senyum, sapa dan ramah. Dengan pelayanan seperti ini, maka orang yang datang merasa dihargai dan secara tidak langsung juga meningkatkan citra perusahaan. Berbeda jika mereka diterima secara tidak menyenangkan, maka label 'perusahaan yang ramah pada masyarakat' akan perlahan hilang. Begitu juga dengan office boy. Fungsi pencitraan juga bisa dijalankan, mungkin ketika seseorang menanyakan letak toilet, kebetulan bertanya pada si office boy, ia bisa menjawab dengan senyum dan ramah.

Selain satpam, receptionist, dan office boy, fungsi pencitraan juga bisa dilakukan oleh karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumen. Misalnya, teller bank, kasir, pelayan, yang melayani dengan ramah, sehingga konsumen merasa dihargai dan nyaman dengan pelayanan bank, toko, atau perusahaan tersebut. Bahkan pencitraan juga bisa dijalankan oleh sopir bus, kernet, kondektur, sopir taksi dan karyawan perusahaan transportasi lainnya. Hal ini penting karena mereka berhubungan langsung dengan penumpang. Saya bisa merasakan ini, karena hampir setiap hari saya menggunakan transportasi bus. Saya akan merasa senang bila sopir, kondektur dan kernetnya ramah, memberitahu dengan baik bila saya tidak tahu dan melemparkan guyonan ringan. Jika semua kru bus seperti ini, maka citra perusahaan bus tersebut akan baik. Orang akan memilih naik bus tersebut karena pelayanan yang ramah.

Jadi, tidak mungkin seorang PR selalu berada di dekat satpam untuk menerima tamu, atau ikut naik bus untuk menjalankan fungsi pencitraan dengan melayani penumpang dengan baik. Tugas pencitraan bukan hanya tugas PR, tapi juga harus dilakukan oleh semua karyawan, dari satpam hingga direktur sekalipun.
~CMIIW~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar