Lama banget nggak ngepost tulisan nih. Mumpung lagi longgar dan mendadak ada inspirasi, oke lah saya tulis entri baru di akhir bulan April ini :)
Sering banget saya denger ungkapan, "Semua akan indah pada waktunya". Dan ketika kita sedang benar-benar membutuhkan 'keindahan' itu, waktu terasa begitu lama dan seakan nggak mungkin banget kita dapatkan hal itu. Bahkan kadang kita merasa bahwa ungkapan tersebut absurd, nggak masuk akal, nggak mungkin, atau sekedar kiasan. Tapi entah mau percaya atau nggak percaya, saya percaya dengan kata-kata itu. Meskipun kadang kedengaran klise. Beberap hal dalam kehidupan saya membuat saya mengerti bahwa ungkapan, yang juga ada tertulis dalam kitab suci agama saya ini bener2 bisa terjadi.
Banyak hal yang tentu saja membuat saya kecewa, membuat saya tidak bisa dengan mudah menerima jalan yg sudah Tuhan berikan, karena berbeda dengan apa yang saya inginkan.
Begitu banyak kegagalan dalam hidup saya, tapi saya ingat betul kapan pertama kali merasakan pahitnya kegagalan. Saat itu saya masih SMP dan seorang guru memilih saya dan dua orang teman saya (yang kebetulan juga teman dekat saya) sebagai wakil dalam perlombaan karya ilmiah di Semarang. Namun sebelum final di Semarang, kami diminta menulis sebuah karya ilmiah tentang membaca dan 10 karya terbaik akan dipresentasikan di Semarang. Dengan senang hati, saya mengerjakan dengan segala ide di otak saya, rajin-rajin ke perpustakaan untuk mecari referensi bahkan di kesimpulannya, saya menemukan formula khusus tentang membaca. Proses pengerjaan ini saya lakukan dengan dua kontestan lainnya yang kebetulan teman dekat saya. Ketika salah satu dari mereka meminjam karya saya, saya izinkan saja, tanpa saya menyangka bahwa formula saya dia tiru, dengan sedikit perubahan namun masih kentara. Saya cuma bisa diam. And then, beberapa minggu kemudian, hasil seleksi diumumkan dan betapa kagetnya saya karena saya TIDAK LOLOS dan DUA ORANG TEMAN DEKAT SAYA LOLOS! Saya merasa GAGAL sekali, keceewa, marah, dendam, menyalahkan, iri dan akhirnya sepanjang sisa pelajaran siang itu saya lewati dengan menangis. Saya baru tahu letak kesalahan saya adalah pada JUDUL. Sepele memang, tapi fatal. Saat kalut, dalam hati saya sempat mencari kambing hitam, mencari kesalahan orang lain untuk menunjukkan bahwa saya yang benar. Kemudian waktu berlalu dan saya sudah melupakan saat itu, sampai ketika sebuah surat datang dan cerita yang pernah saya tulis dimuat di sebuah majalah nasional. Perasaan saya sungguh luar biasa, dan saya benar2 menyadari bahwa ada jalan lain yang tidak kalah baik dibandingkan apa yang kita ingikan. Ya, itu adalah jalan yang Tuhan berikan untuk saya.
Begitu banyak hal yang membuat saya sadar, bahwa apa yang kita inginkan belum tentu sesuai dengan jalan yang Tuhan berikan untuk kita. Bahwa apa yang Tuhan berikan pasti akan indah pada waktunya dan jauh lebih indah dari rencana kita. Hanya saja yang membuat kita tidak sabar menunggu saat itu adalah karena waktunya belum pasti. Sehingga kita sering terlarut dalam penyelasan dan kegagalan. Saya rasa ini adalah bagian dari misteri, kalau kita tahu kapan kita akan bahagia, kapan kita akan sukses, jadi nggak seru dong hidup ini (hahaha). Dan menurut saya, semua orang pasti akan mengalami momen 'indah pada waktunya ini'. Hanya saja terkadang karena saking lamanya menunggu, mereka sudah tidak lagi menyadari adanya momen tersebut. Intinya, ketika kita mengalami kegagalan, percayalah bahwa kegagalan itu adalah cara Tuhan mengingatkan kita, bahwa rencana atau keinginan kita sudah jauh dari rencana Tuhan, yang empunya hidup kita :)