Menulis dan membaca. Saya rasa ada korelasi kuat antara dua hal ini. Satu hipotesis yang pernah saya tarik untuk sebuah makalah yang siap saya lombakan kala SMP namun gagal ditengah jalan akibat ketidaktepatan judul. Saya berasumsi bahwa menulis akan menghasilkan sebuah bacaan dan bacaan ini akan dibaca kemudian dari membaca akan lahir sebuah ide untuk menulis dan begitu seterusnya.
Menulis dan membaca. Dua kegiatan yang di masa perkembangan saya, pernah menjadi hobi menarik bagi saya dan membentuk suatu cita-cita. Cita-cita terbesar saya saat itu adalah menulis sebuah buku. Berawal dari menulis diary sampai menulis cerita. Sebagian hanya memenuhi space memory di komputer, sebagian berujung di lemari dan sebagian berakhir di tempat sampah atau yang lebih parah, hanya sekedar menjadi ide di otak. tapi satu hal yang pasti, dulu bahkan sekarang, saya masih merasa MALU jika tulisan saya dibaca.
Hingga pada akhirnya, suara-suara di sekeliling saya mengatakan bahwa menulis dan membaca itu tidak 'keren' dan hidup dari menulis itu tidak cukup untuk hidup. Ditambah lagi kegagalan saya pada lomba penulisan makalah membuat semangat menulis dan membaca saya seketika menguap begitu saja.
Meskipun saya sempat menikmati hasil dari tulisan saya ketika karya saya dimuat di majalah anak tingkat nasional dengan honor ratusan ribu. Uang yang sangat besar bagi saya yang saat itu masih berseragam putih biru. Hingga masa putih abu-abu, tidak lagi saya temukan semangat membaca ataupun melanjutkan ambisi untuk menulis buku. Kata mereka, jadi penulis? baca buku? ahh, cupu! Atas dasar ketidakinginan untuk menjadi cupu, sayapun berhenti menulis dan membaca seperti dulu. Meskipun pada akhirnya, saya tetap merasa cupu.
Dan kini, melalui blog, saya mulai bangkit untuk kembali menulis dan membaca. Bahwa hobi menulis tidak melulu jadi penulis. Bahwa menulis dan membaca itu nggak cupu, yang cupu adalah ketika kamu punya hobi dan cita-cita, tapi berhenti mewujudkannya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar