Sering bertambah gundah ketika orang bertanya "Udah skripsi ya? Jurusannya apa sih?". Dan kujawab dengan nada ragu "Iya, sedang proses. Saya mahasiswa komunikasi" |"Komunikasi? Tentang Komputer itu ya?" | "Bukan, Ilmu Komunikasi." | Kemudian, "OH" yang mereka ucapkan dengan nada ragu-ragu, seolah mengucapkan " calon sarjana ilmu komunikasi ya? hmm, mau jadi apa anak ini" dalam hatinya.
Begitu banyak kecemasan, kehawatiran dalam pikiran mahasiswa tingkat akhir. Kecemasan akan tugas akhir, kekhawatiran akan masa depan. Entah mereka semua merasakan atau hanya pikiranku. Tapi kurasa pikiran ini sangat mengganggu. Sampai kemudian sekilas aku pandangi tumpukan draft di meja belajarku yang berantakan. Kemudian sepercik semangat muncul. Ya! Draft ini sungguh ajaib! Hanya dengan melihatnya saja, aku bisa merasakan semangat yang luar biasa. Semangat untuk menyelesaikannya. Hanya dengan melihatnya saja, aku bisa mengintip masa depanku meskipun samar. Jadi, apabila dengan melihatnya saja, aku bisa merasakan semangat dan mengintip masa depan, hal luar biasa apa lagi yang akan terjadi jika aku bisa menyelesaikannya?
Tumpukan draft dan rentetan kejadian di semester akhir ini mengajarkan aku bahwa masa depan itu kita sendiri yang menentukan dan kita sendiri yang perjuangkan, sesamar apapun penglihatanmu terhadap masa depanmu itu. Orang lain berhak berkomentar apapun tapi itu tidak boleh merusak keyakinanmu terhadap masa depan yang ingin kau capai. Kalau kita sendiri tidak yakin akan masa depan kita, bagaimana kita bisa meyakinkan orang lain?
Sudah muter-muter cari ide, tema buat skripsi belum ada yang pas... rasanya otak ini "stuck". padahal semua SKS udah lulus, tinggal skripsi doang... tiap ditanya OrTu "kapan kamu lulus nak?"
BalasHapusrasanya sesek dada ini, dan cuma bisa balik jawab "belum tahu pak, bu.. ini masih proses mau skripsi.."
#GAS(GalauAkibatSkripsi)